Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasit Thoriq Alkatiri Tanggapi Hujan Kartu dan Kritik Pelatih Fiji

Kompas.com - 21/02/2023, 19:40 WIB
Suci Rahayu,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wasit Indonesia berlisensi FIFA, Thoriq Alkatiri, angkat bicara mengenai kritik dari pelatih Fiji U20, Rodolfo Antonio Zapata.

Thoriq Alkatiri adalah wasit yang memimpin pertandingan turnamen mini antara timnas Indonesia U20 vs Fiji di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jumat (17/2/2023) lalu.

Duel kedua tim berjalan dengan tensi tinggi dan dibumbui keributan antarpemain di pengujung pertandingan.

Thoriq Alkatiri, wasit kelahiran Karawang, mengeluarkan enam kartu kuning dan tiga kartu merah kepada pemain Fiji serta satu kartu merah untuk Indonesia.

Baca juga: Frengky Missa Memar Setelah Dipukul Pemain Fiji, Tak Ada Dendam

Pelatih Timnas Fiji U20, Rodolfo Antonio Zapata, tidak senang dan mengkritik wasit Thoriq Alkatiri yang dinilainya terlalu mudah mengeluarkan kartu kepada pemain.

Kepemimpinan Thoriq yang terlalu mudah memberi kartu juga disebut menjadi penyebab Fiji tidak bisa bermain maksimal, sehingga kalah 0-4 dari Indonesia.

Menanggapi kritik tersebut, Thoriq Alkatiri tidak ambil pusing. Ia memastikan bahwa segala keputusannya bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan rule of the game.

Selain itu, keputusan untuk mengeluarkan kartu diambil setelah dia memberi peringatan terlibih dahulu untuk pemain bersangkutan.

“Iya, enggak apa apa sih, ya unik aja. Sudah dikasih tahu, sudah diberi peringatan tetap saja,“ ujarnya kepada Kompas.com.

Baca juga: Hasil Timnas U20 Indonesia Vs Fiji 4-0: Garuda Pesta Lawan 8 Pemain

Thoriq Alkatiri juga menolak dituding terlalu mudah mengeluarkan kartu.

Seluruh kartu yang keluar dari kantong dianggapnya sudah melalui pengamatan situasi dan kondisi. Tidak lebih dan tidak kurang.

Ia justru merasa heran mengapa pemain berulang kali tetap bermain dengan kasar meskipun sudah mendapatkan peringatan dan kartu.

“Mungkin karakter permainan mereka seperti itu, menurutnya biasa mainnya rap-rap (gaya bermain pressing tinggi dan keras khas PSMS Medan). Pelanggaran tapi merasa bukan pelanggaran,” ucap wasit berusia 34 tahun itu.

“Kami bekerja sesuai dengan rule (aturan). Mungkin kebiasaan di negaranya seperti itu main bolanya. Memang kulturnya seperti itu,” ujarnya menutup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com