Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piala Dunia 2022 Qatar: Suporter Perempuan Merasa Lebih Aman berkat Larangan Minuman Alkohol

Kompas.com - 06/12/2022, 16:30 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Piala Dunia 2022 Qatar oleh sebagian pihak disebut perlu menjadi contoh bagi penyelenggaraan turnamen sepak bola di tempat lain.

Salah satu alasan pernyataan itu dilontarkan adalah dampak aturan pelarangan penjualan minuman beralkohol di sekitar stadion.

Sempat diprotes oleh sejumlah pihak, nyatanya, banyak juga orang yang mengapresiasi keputusan tersebut, termasuk para suporter perempuan yang menyaksikan langsung pertandingan Piala Dunia 2022 di Qatar.

Banyak perempuan mengatakan, larangan penjualan minuman keras (miras) di dekat stadion sepak bola membantu mengurangi suasana permusuhan selama pertandingan berlangsung.

Baca juga: Suporter Inggris Teriak Bebaskan Palestina Saat Diwawancarai TV Israel, Reporter Kaget

Tak ada pelecehan seksual dan seksisme

Ellie Moloson, salah satu suporter perempuan Inggris yang hadir secara langsung di Piala Dunia 2022, mengaku sempat khawatir untuk pergi ke Qatar.

Akan tetapi, kekhawatirannya tak terbukti setelah dia datang langsung menonton pertandingan Piala Dunia 2022 di Qatar.

“Saya harus mengatakan bahwa datang ke sini (Piala Dunia 2022 Qatar) benar-benar mengejutkan,” kata Moloson kepada The Times, dikutip dari Doha News, Selasa (6/12/2022).

Menurut dia, selama di Qatar, dia tak menerima pelecehan seksual dan seksisme dalam bentuk apa pun, meskipun negara tersebut mendapat pengawasan intensif atas dugaan “diskriminasi” terhadap perempuan.

Dia mengakui bahwa dugaan awalnya salah, ternyata stadion lebih ramah daripada yang dia harapkan, terutama dengan penyelenggaraan Piala Dunia yang dikelola secara hati-hati.

Baca juga: Piala Dunia 2022, Cerita Suporter Membeku Kedinginan akibat AC Stadion

Kini, banyak penggemar perempuan The Three Lions lainnya percaya bahwa Piala Dunia 2022 harus dijadikan model untuk pertandingan dan budaya sepak bola di Inggris.

“Saya berprasangka tentang apa yang akan saya temui (di Qatar),” ujar Moloson.

“Kenyataannya tidak seperti itu. Saya tidak mengalami pelecehan seperti yang saya alami di Inggris. Saya tidak tahu bagaimana mereka (Qatar) mencapai itu, tetapi ini adalah pengalaman yang luar biasa untuk dialami," katanya.

Hal senada juga disampaikan suporter lainnya, Jo Glover, yang mengikuti putaran final Piala Dunia sejak di Afrika Selatan pada 2010.

Dia mengatakan, Piala Dunia 2022 Qatar juga tak ada tindak rasisme. Semua orang bisa dengan nyaman memakai kostum dengan warna seragam negaranya masing-masing.

Baca juga: Teriakan Suporter Ekuador Ingin Minum Bir, Fans Qatar Pulang Lebih Awal 

"Di sini (Piala Dunia 2022 Qatar) tidak ada rasisme. Setiap orang memakai warna (tim) mereka dan tidak ada keributan," tuturnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com