Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebanon Krisis, Tidak Ada Siaran Piala Dunia Gratis

Kompas.com - 06/12/2022, 10:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Tidak ada siaran Piala Dunia 2022 secara gratis di Lebanon, karena negara itu sedang dilanda krisis dan tak mampu membayar hak siar.

Padahal, turnamen akbar empat tahunan tersebut hendak dijadikan sarana pelarian masyarakat dari jenuhnya kondisi sehari-hari negara.

"Tidak ada sepak bola tahun ini," kata Jean Bassil dengan marah sambil membolak-balik saluran di layar televisi model lamanya, dikutip dari kantor berita AFP pada Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Piala Dunia 2022, Momen Hajime Moriyasu Membungkuk Usai Jepang Tertunduk

"Mereka merampas satu-satunya hal menyenangkan di tengah semua berita buruk ini," imbuh pria berusia 58 tahun itu kepada AFP di toko asesoris telepon kecilnya di Jounieh, sebelah utara ibu kota Beirut.

Lebanon dicengkeram krisis ekonomi yang oleh Bank Dunia disebut sebagai salah satu terburuk dalam masa modern.

Sejak akhir 2019, mata uang lokal kehilangan lebih dari 95 persen nilai pasarnya, dan tingkat kemiskinan meningkat hingga mancakup sebagian besar populasi.

Tepat hingga dimulainya Piala Dunia Qatar pada 20 November 2022, orang-orang Lebanon berharap pertandingan akan disiarkan secara gratis di stasiun tv publik Tele Liban, seperti saat Piala Dunia 2018.

Namun, kabinet pengurus tidak menyetujui alokasi dana 5 juta dollar AS (Rp 77,65 miliar) untuk membeli hak siar.

Hal ini membuat banyak penggemar sepak bola tidak punya banyak pilihan selain menonton Piala Dunia di kafe, atau melalui layanan streaming bajakan di ponsel mereka, di tengah banyaknya keluhan internet Lebanon yang lambat.

"Hanya ini yang kami mampu"

"Setelah tiga tahun ini, kami orang Lebanon merasa membutuhkan kesenangan ini," kata Samer Idriss, siswa berusia 18 tahun, di sebuah kafe-restoran di Dekwaneh, sebelah timur Beirut.

Bendera tim seperti Brasil, Argentina, dan Jerman bertebaran di jalanan kota-kota di seluruh Lebanon.

Akan tetapi, di tengah situasi negara yang sedang suram, demam sepak bola tampak agak mereda.

"Kami mencoba bersenang-senang... sebanyak yang dimungkinkan oleh situasi ekonomi kami," lanjut Idriss yang mengenakan jersey Brasil dan mengibarkan bendera negara Amerika Selatan itu.

Baca juga: Brasil Vs Korea Selatan, Richarlison Lebih Baik dari Ronaldinho dan Adriano

Kehancuran ekonomi Lebanon datang bersamaan dengan pandemi virus corona dan ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut pada 2020 yang menewaskan lebih dari 200 orang dan merusak sebagian besar ibu kota.

Lebanon sekarang tidak dapat menyuplai listrik utama lebih dari satu atau dua jam sehari, dan harga bensin satu tangki penuh kini jauh melebihi upah bulanan minimum.

Halaman:
Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com