KOMPAS.com - Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, menilai timnas Iran seharusnya dicoret dari Piala Dunia 2022.
Dasar pendapat Blatter kali ini adalah gejolak demontrasi atau protes di Iran dalam beberapa waktu terakhir.
Pemicu demonstrasi besar di Iran adalah kematihan seorang wanita berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini pada September 2022.
Pada awalnya, Mahsa Amini ditangkap oleh pihak polisi moral Iran karena diduga melanggar aturan berpakaian yang berlaku.
Mahsa Amini kemudian meninggal dunia di dalam tahanan setelah tiga hari koma.
Baca juga: Piala Dunia 2022, Saat Duta Besar PBB Minta FIFA Ganti Iran dengan Italia
Rumor yang beredar saat ini adalah Mahsa Amini meninggal dunia karena disiksa selama masa penahanan.
Kematian Mahsa Amini itulah yang menjadi pemicu demontrasi besar di Iran.
Dikutip dari The Independent, sedikitnya ada 319 demonstran tewas dan sekitar 15 ribu orang ditangkap dalam kerusuhan demonstrasi di Iran
Atas dasar itu, Sepp Blatter menilai FIFA seharusnya mendiskualifikasi timnas Iran dari Piala Dunia 2022.
"Iran harus dicoret dari Piala Dunia 2022," kata Sepp Blatter dikutip dari The Independent.
Ini bukan pertama kalinya legitimasi timnas Iran sebagai peserta Piala Dunia 2022 dipermasalahkan.
Baca juga: Piala Dunia 2022, Ronaldo Menuju Rekor di Tengah Tren Buruk
Beberapa waktu yang lalu, Federeasi Sepak Bola Ukraina (UAF) juga sudah meminta FIFA untuk mencoret timnas Iran dari Piala Dunia 2022.
Tuntutan UAF itu tidak lepas dari tudingan yang menyebut Iran mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Tudingan itu mulai muncul tidak lama setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengeluarkan pernyataan pada Oktober 2022.
Zelensky mengklaim Rusia telah menggunakan pesawat tanpa awak alias drone buatan Iran untuk melancarkan serangan rudal.