MALANG, KOMPAS.com - Gabrielle Fenindra Yudha Putra dan Revano Prasetyo bersama dua teman lain memutuskan untuk menonton langsung laga Derbi Jawa Timur pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.
Sebelum berangkat, niat empat sekawan yang bertekad hadir untuk memberikan dukungan kepada tim kesayangan sudah disampaikan ke M Fakhrurrozi. Ia merupakan pelatih di tempat empat sekawan itu berlatih sepak bola, tepatnya di SSB FA Paranane.
"Hari Jumat, Gabriel mengajak saya menonton. Saya bilang nobar di rumah saja karena takutnya ada tawuran. Namun, dia sudah telanjur jual sepatunya untuk beli tiket. Akhirnya, saya biarkan dan bilang ke dia hati-hati," kata pria yang biasa disapa Coach Jon kepada Kompas.com, Kamis (13/10/2022).
"Mereka berangkat berempat, semua pemain saya," katanya.
Baca juga: Keseluruhan Stadion Sepak Bola di Indonesia Bakal Kena Audit
Empat sekawan itu menonton dekat Gate 13 yang belakangan ini ramai diperbincangkan karena jadi titik banyak Aremania kehilangan nyawa.
M Fakhrurrozi menceritakan semuanya baik-baik saja sampai pertandingan berakhir. Namun, ketika hendak pulang, Gabriel Fenindra menahan temannya yang lain. Ia ingin mengabadikan momen saat ada penonton masuk ke lapangan.
"Namun, begitu polisi menembak gas air mata, semua anak ini langsung ingin pulang. Waktu ada susulan tembakan lagi, akhirnya mereka semua terpisah," ujarnya.
Ia sama sekali tidak tahu-menahu nasib Gabriel Fenindra dan Revano Prasetya selepas tembakan gas air mata dilepaskan karena ia hanya mendengar dua pemainnya yang selamat.
Dua pemain yang tidak disebutkan namanya ini berhasil saling menghubungi. Mereka berdua janjian bertemu di parkiran.
Baca juga: Mantan Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris: Masalahnya Bukan Pintu, tetapi Gas Air Mata
"Mereka berdua ini berulang kali telepon ke HP-nya Gabriel, tetapi enggak diangkat. Akhirnya sekitar jam setengah satu malam, anak dua ini telepon saya, kasih tahu kalau Gabriel menghilang," kata pria asal Kepanjen itu.
"Terus mereka coba telepon lagi dan ternyata HP-nya sudah di Panpel karena yang angkat dari mereka. 'Mas, HP temannya kalian di saya. Temannya sudah meninggal,'" katanya menceritakan kejadian malam itu.
Perjalanan dua temannya pun berlanjut sampai subuh. Mereka berkeliling dari RS Wava Husada, RSUD, lalu kembali ke Stadion Kanjuruhan. Usaha mereka mencari jasad Gabriel Fenindra dan Revano Prasetya yang dikabarkan itu sempat nihil.
Mereka baru bisa mengonfirmasi kematian rekannya itu saat kembali ke RS Wava Husada.
"Ketemunya tuh baru jam setengah empat subuh. Anak dua ini telepon saya lagi kalau Gabriel sudah tidak ada. Saya kaget. Padahal, hari Minggu anak-anak itu mau ada pertandingan," kenangnya.
Menurut M Fakhrurrozi, kehilangan Gabriel Fenindra memberikan pukulan telak untuk SSB FA Paranane. Sosoknya yang periang dan kerap mencairkan suasana latihan seketika menghilang.