Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan: Silang Pendapat TGIPF dan Polri soal Gas Air Mata

Kompas.com - 11/10/2022, 05:30 WIB
Ahmad Zilky,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Rhenald Kasali, menegaskan bahwa tembakkan gas air mata sangat berbahaya.

Ia mengetahui bahwa pada dasarnya penggunaan gas air mata adalah untuk meredam massa dan tidak bersifat mematikan.

Namun, penerapan penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan berbeda. Sebab, itu bisa menjadi senjata berbahaya.

“Jadi (gas air mata) bukan senjata mematikan, tetapi senjata untuk melumpukan supaya tidak menimbulkan agresivitas,” ujar Rhenald Kasali seperti yang tertuang dalam artikel KOMPAS.com berjudul "Anggota TGIPF Sebut Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan Jadi Bersifat Mematikan".

“Yang terjadi (di Kanjuruhan) adalah justru mematikan. Jadi, ini tentu harus diperbaiki,” tutur dia lagi.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Gas Air Mata Kedaluwarsa dan Dugaan di Balik Laga Malam

Pendapat berbeda disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo. Ia mengatakan bahwa gas air mata dalam skala tinggi pun tidak mematikan.

“Penggunaan gas air mata atau dalam skala tinggi pun tidak mematikan,” ucap Irjen Dedi Prasetyo dikutip dari KompasTV.

Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa pihak kepolisian menggunakan tiga jenis gas air mata untuk mengurai massa dalam tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai laga Liga 1 2022-2023 antara Arema FC vs Persebaya pada 1 Oktober 2022 silam.

“Yang digunakan brimob adalah tiga jenis ini. Pertama adalah berupa (asap putih) smoke,” kata dia menjelaskan.

Baca juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Berikan Aduan Terkait Adanya Intimidasi

“Kemudian yang kedua. Ini sifatnya sedang. Jadi, kalau klaster dalam jumlah kecil menggunakan gas air mata tingkatnya sedang,” ujar dia.

“Dan yang merah digunakan untuk mengurai massa dengan skala cukup besar,” tuturnya melanjutkan.

Dedi Prasetyo menjelaskan keterangan para ahli yang menyebutkan bahwa dampak dari paparan gas air mata tidak menjadi penyebab korban tragedi Kanjuruhan meninggal dunia.

“Apabila gas air mata dampaknya terjadi iritasi pada mata, kulit, dan pernapasan,” ujar dia.

Baca juga: Media Inggris: Hanya Ada 4 Petugas Medis yang Siaga di Dalam Stadion Kanjuruhan

“Dokter spesialis mata menyebutkan bahwa saat kena gas air mata, pasti iritasi. Sama seperti terkena air sabun. Terjadi perih beberapa waktu lalu sembuh, tidak menyebabkan kerusakan fatal,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Timnas U23 Indonesia Vs Yordania: VAR Jadi Pelajaran, Garuda Punya Pengalaman

Timnas U23 Indonesia Vs Yordania: VAR Jadi Pelajaran, Garuda Punya Pengalaman

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib vs Persebaya Liga 1, Kickoff 15.00 WIB

Link Live Streaming Persib vs Persebaya Liga 1, Kickoff 15.00 WIB

Liga Indonesia
Persik Vs Persita, Macan Putih Incar Obat Penawar Kekalahan 0-7

Persik Vs Persita, Macan Putih Incar Obat Penawar Kekalahan 0-7

Liga Indonesia
Real Madrid Vs Barcelona: Barca Menuju El Clasico dengan Isu Keretakan

Real Madrid Vs Barcelona: Barca Menuju El Clasico dengan Isu Keretakan

Liga Spanyol
Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Berlangsung, Mulai 26 April

Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Berlangsung, Mulai 26 April

Sports
Bali United Vs Bhayangkara FC: Kewaspadaan untuk Tim Radja Nainggolan

Bali United Vs Bhayangkara FC: Kewaspadaan untuk Tim Radja Nainggolan

Liga Indonesia
Juventus Catat Rekor Buruk, Allegri Salahkan Gaya Tiki-taka

Juventus Catat Rekor Buruk, Allegri Salahkan Gaya Tiki-taka

Liga Italia
Man City Vs Chelsea, Pesan Pochettino untuk Cole Palmer

Man City Vs Chelsea, Pesan Pochettino untuk Cole Palmer

Liga Indonesia
Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Liga Indonesia
Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Liga Inggris
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

Internasional
Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Internasional
IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

Sports
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com