Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Widakdo
Konsultan Media dan Komunikasi

Wartawan Harian Kompas (2002-2017), Direktur Media PSSI (2017-2020) yang kini menjadi konsultan media dan komunikasi.

Perubahan AC Milan dan Drama Donnarumma

Kompas.com - 28/05/2021, 08:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Suporter klub sepak bola Italia, AC Milan, seperti masih tak percaya dan tidak rela jika penjaga gawang kesayangan mereka, Gianluigi Donnarumma bakal hengkang.

Lebih menyakitkan, pemain yang dibesarkan dari akademi AC Milan ini akan pergi dengan status bebas transfer. Dalam kata lain, Milan tidak akan mendapatkan bayaran sepeser pun.

Direktur Teknik klub AC Milan, Paolo Maldini, menyatakan pada Kamis (27/5/2021) kalau pihaknya tidak akan menahan penjaga gawang berusia 22 tahun itu.

Donnarumma bisa pergi dengan status bebas transfer setelah kontrak kerja di Milan berakhir pada 30 Juni 2021.

Petinggi klub AC Milan sepertinya sudah frustrasi dengan negosiasi pembaruan kontrak Donnarumma.

Baca juga: Profil Gianluigi Donnarumma - Jadi Nomor 1 sejak Belia, Dipuji 3 Legenda

Manajemen Milan tidak bisa menyanggupi permintaan kenaikan gaji si pemain sebesar 10 juta euro atau Rp160 miliar per musim dan komisi untuk sang agen, Mino Raiola, sebesar 20 juta euro atau Rp320 miliar.

Negosiasi kontrak adalah hal lumrah dalam sepak profesional.

Begitu pula dengan hasil negosiasinya yang bisa berkahir positif atau sebaliknya.

Dalam kasus Donnarumma, situasi menjadi agak drama, karena para legenda AC Milan seperti Alessandro Costacurta, Massimo Ambrosini, dan Alessandro Nesta juga mengkritik sikap Donnarumma yang dinilai tidak loyal kepada Rossoneri.

“Hari ini sepak bola sudah sangat berbeda. Pemain hanya memikirkan rekening pribadinya, dan tidak lagi peduli dengan seragam, passion dan supporter yang selama ini mendukung di belakangnya,” ujar Costacurta menyindir Donnarumma.

Para supporter dan legenda Milan memang boleh saja jengkel. Namun, sebagai pemain professional, Donnarumma juga punya hak untuk menentukan pilihan.

Lagi pula, Milan sekarang juga sudah berubah. Kubu San Siro ini bahkan juga telah mengingkari filosofi mereka, yang selalu mempertahankan para pemain terbaiknya dalam jangka waktu lama bahkan sampai gantung sepatu.

Suporter AC Milan tentu tidak akan lupa era kejayaan mereka dari akhir 1980an-sampai tahun 2007.

Milan tidak hanya berjaya di Italia, tetapi juga di Eropa. Dalam kurun waktu itu, Milan mengoleksi lima gelar Liga Champions.

Baca juga: Donnarumma di Ambang Hengkang, AC Milan Bisa Hemat Rp 300 Miliar Musim Depan

Kesuksesan Milan tak lepas dari komitmen kuat manajemen klub untuk mendatangkan pemain-pemain terbaik dunia. Julukan “The Dream Team” pernah begitu melekat kuat buat tim Milan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com