Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Isu Penghentian Kompetisi 2020, Arema FC Bicara Masalah Sponsor

Kompas.com - 19/01/2021, 18:20 WIB
Suci Rahayu,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Isu penghentian kompetisi musim 2020 semakin berembus kencang setelah mayoritas dari 18 klub Liga 1 mengusulkannya pada owners meeting, Jumat (15/01/2021) lalu.

Penghentian kompetisi 2020 digadang-gadang menjadi pilihan terbaik untuk saat ini.

Sayangnya, dari kacamata divisi bisnis Arema FC justru sebaliknya. Manajer Divisi Bisnis Arema FC, Yusrinal Fitriandi, menilai penghentian kompetisi 2020 bakal menjadi skenario terburuk.

"Isu berhenti ini sudah sampai ke telinga sponsor, mereka mempertanyakan kelanjutan kerja sama. Itu yang pertama," kata pria yang biasa disapa Inal ini.

"Lanjutan kerja sama ini hubungannya dengan benefit yang sudah mereka kasih dan juga yang kami berikan kepada mereka," katanya.

Baca juga: Pelatih Persib Keberatan Liga 1 2021 Digelar Maret

Yusrinal Fitriandi menjelaskan, selama musim 2020 ini, pihak sponsor sudah memenuhi kewajibannya kepada klub.

Walaupun tidak dibayarkan secara penuh dan tersendat karena pandemi, sudah ada dana masuk yang bisa dimanfaatkan klub.

Sayangnya, kondisi lanjutan Liga 1 2020 dan pandemi Covid-19, Arema FC belum bisa memberikan timbal balik yang sepadan, apalagi ruang gerak tim benar-benar terbatas karena kebijakan protokol kesehatan.

Hak sponsor yang belum bisa diberikan ini kemudian menjadi tanggung jawab tim, yang disebut sebagai utang benefit.

Baca juga: Arema FC Angkat Bicara soal Isu Yudo Jadi Rebutan Klub Malaysia

"Yang jadi masalah terbesar bagi mereka kalau kemudian kompetisi berhenti, utang benefit kepada mereka itu bagaimana," katanya.

"Karena kan kalau hitungan matriks eksklusif branding mereka itu ada di televisi, ada di pertandingan, dan ada di jersey, itu yang paling besar persentasenya. Itu hampir 70 persen ada di wilayah pertandingan," ucapnya.

Selama ini, Yusrinal Fitriandi mengaku untuk memenuhi hak dari sponsor Arema FC hanya mengandalkan dari segi digital. Itu pun masih jauh dari kata cukup untuk menyelesaikan tanggung jawab klub.

"Sampai akhir Desember kemarin baru kami sanggupi di 50 persen. Masih banyak banget, masih separuh lebih, itu pun kami sudah ngap-ngapan rasanya," tutur Yusrinal Fitriandi.

Platform digital Arema FC sebenarnya cukup potensial. Namun, kendala utama terdapat pada proses produksi.

Dia mengatakan ruang gerak tim sangat terbatas karena kebijakan daerah. Selain itu, pemain juga jadi sulit berkolaborasi karena masih bayang-bayang pandemi.

Baca juga: Terkait Nasib Liga 1, Arema FC Berharap Semesta Memberikan Kelancaran

"Ini saja kami awal Januari ada libur, terus tanggal 11 sampai tanggal 25 ada surat edaran PPKM. Sudah, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Pemain juga tidak berani bikin konten apa pun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com