KOMPAS.com - Chelsea telah mengumumkan keuntungan klub pada tahun 2020. Hasilnya, The Blues meraup profit mencapai 32,5 juta pounds atau sekitar Rp 621 miliar.
Adapun keuntungan ini dihitung sejak awal musim 2019-2020 hingga Juni lalu.
Artinya, pemasukan dan pengeluaran pada periode awal musim ini sampai Desember 2020 tidak tercakup dalam hitungan tersebut.
Namun, jika menilik pencapaian tahun lalu, omzet kesuluruhan klub asal London tersebut terbilang menurun dari 446,7 juta pounds menjadi 407,4 juta pounds.
Hal tersebut disebabkan dampak pandemi Covid-19 yang membuat salah satu pemasukan besar klub, yakni kehadiran fans, menurun drastis karena kebijakan larangan menonton langsung ke stadion.
Baca juga: Bursa Transfer - Trippier Absen Lama, Atletico Siap Pinjam Bek Chelsea
Selain itu, hak siar dan pendapatan dari tiap pertandingan juga menurun masing-masing 17,6 juta pounds dan 12,2 juta pounds sejak laga mulai ditangguhkan Maret 2020.
Pendapatan komersial pun turun sebesar 9,5 juta pounds lantaran aktivitas penjualan merchandise dan lain-lain di sekitar Stamford Bridge juga ditutup karena pandemi.
Chelsea pun harus bekerja keras untuk mencapai neraca keuangan yang aman dan meraih untung demi mempertahankan kondisi finansial klub dan aman dari Financial Fair Play (FFP).
Apalagi, mereka tak memutuskan untuk menggunakan skema cuti retensi akibat pandemi dan terus membayar gaji pemain dan stafnya dengan penuh waktu selama pertandingan ditunda.
Untungnya, manajemen keuangan The Blues dapat dilakukan dengan strategis berkat keuntungan besar yang diraih di Liga Champions dan penjualan pemain.
Baca juga: Pandit BBC: Chelsea Tengah Krisis dan Frank Lampard Perlu Cepat Menang
Dengan lolos ke Liga Champions dan melaju hingga fase knock out musim lalu, plus penjualan dan melepas sejumlah pemain dengan pinjaman membuat The Blues sukses meraih surplus besar.
Chelsea juga menginvestasikan 93,7 juta pounds dalam skuad selama tahun keuangan 2020, termasuk negosiasi ulang kontrak pemain yang ada.
Beruntung karena rekrutan besar musim panas seperti Kai Havertz, Timo Werner, Ben Chilwell dan Edouard Mendy tidak tercakup dalam hasil tahun 2020 karena mereka semua terhitung setelah 30 Juni.
"Sama dengan banyak bisnis di seluruh dunia, pandemi telah berdampak signifikan pada pendapatan Chelsea," kata Direktur Utama Chelsea, Bruce Buck, dilansir dari laman resmi klub.
"Itu adalah pertanda kekuatan dan stabilitas manajemen keuangan kami bahwa perusahaan masih mampu membukukan profit di tahun sebelumnya."
Baca juga: Urusan Gol, Olivier Giroud Ungguli 3 Pemain Chelsea Berharga Total Rp 2,9 Triliun
"Hal tersebut dilakukan sambil terus berinvestasi pada pemain kami. Sepak bola juga tidak dihentikan (hanya tunda) pada Maret dan proyeksi menunjukkan rekor keuntungan dan perputaran keuangan akan tercapai," katanya.
"Itu akan mewakili peningkatan pendapatan untuk tahun kelima berturut-turut," tuturnya.
"Terlepas dari dampak Covid-19, aliran pendapatan tetap kuat. Tim kami berkembang di lapangan dan klub berada dalam posisi yang baik untuk terus tumbuh ketika sepak bola dapat kembali seperti sebelumnya," katanya.
"Waktu yang akan kami semua nantikan," kata pria asal Amerika tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.