Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelanjutan Liga 1 Harus Diselesaikan dengan "Bahasa Bola"

Kompas.com - 28/10/2020, 14:09 WIB
Suci Rahayu,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, mengatakan masalah kelanjutan kompetisi 2020 harus dilihat dari sisi yang sama, yakni sepak bola.

Butuh sebuah pembahasan yang melibatkan pihak-pihak dengan frekuensi yang sama agar menciptakan sebuah keputusan tepat.

Masalahnya hingga saat ini pembahasan masalah pandemi dan aktivitas sepak bola di Tanah Air masih menggunakan berbagai macam sudut pandang dan latar belakang.

Karena itu, hal tersebut tidak mampu menciptakan persamaan persepsi dalam yang berujung pada drama yang berlarut-larut.

Baca juga: Liga 1 2020 Belum Jelas, Ardi Idrus Iri dengan Negara Lain

"Justru kalau orang bola, bahasanya bahasa bola. Makanya, karena ini sepak bola, jadi pakai bahasa bola. Disamakan dulu persepsinya, jangan pakai bahasa lain. Bahasa bola ya bahasa bola," kata pria berkacamata itu.

Ruddy Widodo yakin jika yang membahas masalah kelanjutan ini memiliki wawasan dan persepsi yang sama, peluang untuk kelanjutan kompetisi 2020 akan semakin besar.

Sebab, dari segi protokol kesehatan, PSSI dan klub sudah siap sepenuhnya.

Sebagai contoh salah satu kasus mispersepsi yang diketahui Ruddy Wiodo adalah masalah streaming latih tanding antara Arema FC dan Madura United lalu.

Baca juga: Gelar Latihan, Laga Arema FC Vs Madura United Terhenti pada Menit Ke-75

Siaran yang dilakukan secara live di sosial media tersebut menjadi perdebatan sejumlah pihak karena disebut berpotensi menciptakan animo.

Padahal, menurut dia, jika hal tersebut dilihat dari sisi sepak bola justru sebaliknya.

"Misal latihan bersama Arema dan Madura United kemarin kok di streaming? Kalau tidak di streaming mereka (suporter) yang sudah tahu pengumuman pasti datang. Tapi kalau di streaming, apalagi ini musim hujan, mereka cukup menonton di rumah," tutur manajer asal Madiun itu.

"Kan ini sebagai pembelajaran, termasuk protokol kesehatan, sebagai testcase kan," katanya.

Sama seperti halnya nobar. Jika dilihat dari industri sepak bola, nobar justru menjadi kunci pemutaran kembali sendi-sendi usaha kecil mikro di daerah asalkan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Baca juga: CEO Arema FC Berharap Polri Bisa Berikan Izin Kompetisi

Karena itu, Ruddy Widodo berharap pembahasan kelanjutan kompetisi 2020 bisa dilihat dari sudut pandang kepentingan sepak bola dan industri yang melingkupinya.

Dia yakin dengan persamaan frekuensi akan didapatkan jalan terbaik tanpa mematikan kompetisi.

"Kita coba sepakat dulu, gunakan bahasa bola," ucapnya.

"Apalagi yang lebih penting itu tahun depan Indonesia tuan rumah Piala Dunia U20 2021, itu jauh lebih penting," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com