KOMPAS.com - Direktur olahraga Juventus, Fabio Paratici, mengungkapkan alasan kubu Bianconeri berani menunjuk Andrea Pirlo sebagai pengganti Maurizio Sarri.
Juventus hanya membutuhkan lima jam semenjak memecat Maurizio Sarri dan mengumumkan penunjukkan Andrea Pirlo, yang belum pernah melatih sebelumnya, pada Sabtu (8/8/2020).
Selain Sarri, nama Fabio Paratici sendiri merupakan salah satu yang disebut sebagai tumbal atas kegagalan Juventus di Liga Champions, Coppa Italia, dan Piala Super Italia ini.
Namun, sang direktur olahraga berhasil mempertahankan posisinya dengan hanya Sarri yang akhirnya dipecat.
Pada Sabtu malam, Paratici pun berbicara kepada Sky Italia soal ini.
"Kami telah mengadakan evaluasi di antara kami sendiri, ini bukan penentuan nasib seseorang atau pelatih tetapi mengenai seluruh musim," ujar Paratici.
Baca juga: Pirlo Resmi Jadi Pelatih Juventus, Buffon Hadapi Situasi Tak Lazim
Paratici mengaku bahwa keputusan soal pergantian pelatih tidak diambil setelah Bianconeri gagal melewati Lyon di Liga Champions.
"Kami telah membuat evaluasi sebelum hasil Lyon. Satu pertandingan tidak menentukan masa depan pelatih," tuturnya.
"Evaluasi kami beradasarkan satu musim penuh dan bukan satu laga saja."
Ia pun mengutarakan alasan Juventus memilih Andrea Pirlo yang baru 10 hari lalu ditunjuk sebagai pelatih tim U23.
Paratici mengutarakan manajemen Juve menunjuk Andrea Pirlo pelatih baru Juventus bukan tanpa sebab.
"Keputusan menunjuk Pirlo adalah natural. Ia sosok yang pernah bermain bagi Juventus dan selalu kontak dengan Juve," tutur Paratici lagi.
"Ini pilihan natural, kami pikir ia ditakdirkan menjadi pelatih yang hebat sama seperti ketika ia ditakdirkan menjadi pemain hebat."
Baca juga: Jadi Pelatih Juventus, Pirlo Dapat Restu dari Buffon dan Del Piero
"Andrea punya pendekatan serupa sebagai pelatih seperti ketika masih bermain: Sepak bola adalah soal kualitas hebat dan kerja keras."
"Ia menawarkan sepak bola dengan gaya tertentu, tipe yang tim-tim Italia ingin ikuti. Ia sangat meyakinkan saat menjelaskan itu kepada kami," ujarnya lagi.
Pirlo menorehkan memori yang terbilang manis ketika masih jadi pemain Juventus pada periode tahun 2011-2015.
Bersama Si Nyonya Tua, Pirlo sukses meraih empat gelar scudetto, satu Coppa Italia, dan dua Supercoppa Italiana.
Posisinya di lini tengah Juventus sebagai pengatur serangan dan spesialis bola mati dinilai sulit tergantikan, bahkan hingga saat ini.
Pirlo baru mengantongi lisensi kepelatihan UEFA Pro pada Agustus 2019 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.