KOMPAS.com - Mantan bek Manchester City, Nedum Onuoha, mengatakan bahwa ia merasa tak aman tinggal di Amerika Serikat karena takut dengan polisi dan khawatir akan warna kulitnya.
Nedum Onuoha bermain bagi kubu Real Salt Lake sejak 2018 dan ia merasa tak "100 persen aman" di Amerika Serikat.
"Saya selalu merasa cemas dengan kelakuan saya dan seperti apa hal itu akan dipandang oleh orang-orang yang punya kekuasaan," tutur Onuoha kepada BBC Radio 5 Live.
"Bagi saya pribadi, sejujurnya saya tak suka mengatakan ini, tetapi saya punya ketakutan dan tidak percaya terhadap polisi."
Amerika Serikat dipenuhi demonstrasi massal dan kerusuhan di 75 kota selama seminggu terakhir sebagai imbas dari kematian George Floyd, seorang warga berkulit hitam, setelah lehernya ditekan oleh lutut polisi berkulit putih bernama Derek Chauvin selama 8 menit 40 detik.
Baca juga: Apa yang Terjadi dalam 30 Menit Momen Terakhir Hidup George Floyd?
Chauvin beserta tiga polisi di tempat kejadian dipecat dan ia didakwa dengan pembunuhan tingkat ketiga.
Aksi demonstrasi yang menyusul mendapat banyak dukungan dari bagian negara lain lewat media sosial termasuk oleh para bintang sepak bola seperti Jadon Sancho, Markus Thuram, dan Kylian Mbappe.
Namun, sebagian besar protes ini berujung ke kerusuhan massal karena pendekatan brutal polisi Amerika serikat.
Onuoha mengatakan bahwa protes ini merupakan sesuatu yang seharusnya terjadi sudah lama.
"Ini emosional, sesuatu yang sudah seharusnya terjadi kalau boleh jujur. Ada gelombang energi besar di belakang ini, isu ini telah ada selama beberapa dekade," tuturnya lagi.
"Orang-orang berupaya mengeluarkan suara. Saya berupaya mengatakan beberapa hal tetapi pendapat itu didorong jauh untuk terlalu lama. Sudah cukup sekarang; apa yang memberi saya kekuatan adalah sekarang bukan orang kulit hitam saja yang protes."
Baca juga: Anak Lilian Thuram Dedikasikan Gol di Bundesliga bagi George Floyd
Onuoha juga mengatakan bahwa orang-orang kulit hitam takut melakukan apa yang orang kulit putih lakukan ke polisi.
Selain itu, mantan bek tangguh ini mengatakan bahwa hukum kepemilikan senjata yang longgar di Amerika Serikat membuat dirinya tidak tenang.
"Saya senang di negara ini tetapi ada sisi lain juga," tuturnya.
"Di Inggris, saya lebih nyaman karena apabila ada kejadian biasanya tidak akan mematikan. Namun, di sini karena hak untuk membawa senjata ada lebih banyak kemungkinan sebuah perselisihan menjadi mematikan," tuturnya.
"Saya selalu sadar akan hal itu di mana pun saya bepergian."
"Saya merasa nyaman tetapi jika ada tindakan brutal itu datang dari polisi, nyawa saya bisa hilang jika mereka salah membaca saya. Setiap hari saya merasakan itu. Bukan hanya saya tetapi juga orang-orang lain," tuturnya.
Nedum Onuoha merupakan produk asli akademi Manchester City dan ia memperkuat klub antara 2004 dan 2012 sebelum pindah ke Queens Park Rangers.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.