Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olimpiade Tokyo 2020, Otoritas Tokyo Perketat Aturan Perarakan Obor Api

Kompas.com - 05/03/2020, 17:26 WIB
Josephus Primus

Penulis

Sumber Kyodo News

TOKYO, KOMPAS.com - Di tengah kian maraknya persebaran virus corona, khususnya di Jepang, otoritas pelaksana Olimpiade Tokyo 2020 memperketat aturan mengenai perarakan obor api.

Pelaksana di Tokyo sudah menerapkan berbagai langkah pencegahan virus corona.

Perarakan obor api itu akan dimulai pada Kamis (26/3/2020).

Logo Olimpiade Tokyo 2020Shutterstock Logo Olimpiade Tokyo 2020

Seminggu sebelum perarakan, pelaksana sudah berkoordinasi dengan otoritas prefektur di seluruh Jepang.

Koordinasi ini menyangkut keputusan membuat langkah spesifik terkait pencegahan virus tersebut.

"Saya ingin membawa perarakan ini dengan cara-cara tepat melalui diskusi dengan pemerintah lokal terkait virus tersebut," kata CEO Olimpiade Tokyo 2020 Toshiro Muto.

Atlet angkat besi Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020 Eko Yuli Irawan. Pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Eko meraih medali perak kelas 62 kilogram. 


Kompas.com/Josephus Primus Atlet angkat besi Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020 Eko Yuli Irawan. Pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Eko meraih medali perak kelas 62 kilogram.

Menurut Muto, para pelari dan staf akan diukur suhu tubuhnya.

"Kami juga akan memonitor mereka melalui pengecekan kesehatan," ujarnya.

Selain itu, ada juga peraturan yang menempatkan para penonton perarakan di tepi jalan, tanpa bisa berdekatan dengan pembawa obor api.

Tim Medis Rumah Sakit Pertamina Jaya memeriksa suhu tubuh seorang pegawai di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Pemeriksaan kondisi suhu tubuh bagi pegawai maupun tamu tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19.ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Tim Medis Rumah Sakit Pertamina Jaya memeriksa suhu tubuh seorang pegawai di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Pemeriksaan kondisi suhu tubuh bagi pegawai maupun tamu tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19.

Pada 26 Februari 2020, pemerintah Jepang sudah meminta pelaksana Olimpiade Tokyo 2020 mempertimbangkan dampak dari merebaknya virus corona.

Pemerintah menyarankan adanya penundaan atau pembatalan kegiatan multicabang olahraga terakbar di dunia itu.

Lantaran imbauan itu, laga bisbol profesional harus dimainkan di stadion tanpa penonton.

Hal yang sama terjadi juga di ajang rugby dan sepak bola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com