Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Haru Itu Kini Jadi Kabar Duka untuk Kakang

Kompas.com - 27/12/2019, 08:20 WIB
Alsadad Rudi,
Nugyasa Laksamana

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar duka datang dari salah satu pemain yang mengikuti program Garuda Select tahap II, Kakang Rudianto. Ayahnya, Abdul Kodir Jaelani dikabarkan meninggal dunia.

Informasi tersebut disampaikan melalui unggahan yang disampaikan lewat akun Instagram programgarudaselect pada Kamis (26/12/2019).

Dikutip dari Tribunnews, jenazah ayah dari bek muda potensial milik Indonesia itu akan dimakamkan di Kampung Panuusan, Desa Sindang Raja, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Ayah Kakang wafat saat ia tengah menjalani pelatihan di Birmingham, Inggris. Sang ayah yang berprofesi sebagai sopir, sudah setahun ini sakit dan tidak mampu bekerja.

Kisah haru mengenai Kakang sempat diceritakan oleh Timo Scheunemann, pelatih asal Jerman yang menjadi penerjemah teknis dalam program Garuda Select.

Baca juga: Cerita Haru tentang Bek Masa Depan Timnas Indonesia di Inggris

Dalam 10 laga yang sudah dijalani tim Garuda Select II, Kakang mencatatkan waktu bermain paling banyak.

Ia hampir tidak pernah tergantikan. Hanya dua kali ia pernah ditarik keluar, yakni saat menghadapi Oxford United dan Burton Albion.

Menurut cerita Timo, Kakang sempat mengalami kebingungan dan serba salah saat menjalani Minggu pertama pelatihan.

Berposisi sebagai center back, Kakang adalah pemain yang paling sering dimarahi oleh dua juru taktik dalam program Garuda Select, Dennis Wise dan Des Walker.

"Seakan-akan apa pun yang saya lakukan salah," kata Timo menirukan ucapan Kakang, seperti dikutip dari laman programgarudaselect.com.

Baca juga: Tak Cuma Skill dan Taktik, Pemain Garuda Select Juga Dites Lemak

Timo menilai Kakang bukanlah pemain jelek. Posturnya cukup tinggi, yakni 183 centimeter. Kakang juga dinilai punya modal yang cukup menjanjikan, dari mulai kemampuan olah bola, hingga kegarangannya dalam berduel.

Timo bahkan berani memprediksi bahwa Kakang akan menjadi center back tangguh di masa mendatang. Bahkan bisa saja bermain untuk timnas senior.

"The sky is the limit. Namun, saat tiba di Inggris, Kakang serasa ditabrak kereta api. Melakukan ini salah, melakukan Itu salah," ujar Timo.

Baca juga: Kelemahan Dasar Pemain Indonesia yang Terendus Para Pelatih di Inggris

Timo menuturkan apa yang ditekankan Dennis Wise dan Des Walker ke Kakang tidaklah salah.

Sebagaimana memang seharusnya dilakukan seorang pelatih saat membentuk tim baru, Wise dan Walker fokus pada pembenahan pertahanan terlebih dahulu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com