Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Teknik, Inilah Kekurangan Pemain Indonesia yang Sesungguhnya

Kompas.com - 17/12/2019, 11:00 WIB
Alsadad Rudi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belum lama ini, pelatih asal Jerman, Timo Scheunemann mengungkap berbagai kelemahan dasar para pemain Indonesia di dunia sepak bola.

Berbagai kekurangan itu didapat berdasarkan pengamatannya terhadap para pemain remaja Indonesia yang mengikuti program Garuda Select.

Program Garuda Select sudah berjalan dalam dua tahap. Program kerja sama antara PSSI dan Mola TV ini berada di bawah bimbingan dua mantan pemain timnas Inggris, Dennis Wise sebagai direktur teknik, dan Des Walker sebaga pelatih kepala.

Timo sendiri menjadi penerjemah teknis. Pasalnya, pria Jerman ini fasih berbahasa Indonesia karena sudah lama menetap di dalam negeri.

Dalam tulisannya yang diunggah di situs programgarudaselect.com, Timo menyebut ada beberapa kelemahan yang ditunjukkan para pemain Garuda Select yang juga menggambarkan kekurangan para pemain Indonesia secara umum, salah satunya cara berkomunikasi di atas lapangan.

Baca juga: Kelemahan Dasar Pemain Indonesia yang Terendus Para Pelatih di Inggris

Tantangan lain adalah pemahaman taktik. Menurut Timo, lawan-lawan Garuda Select di Inggris memiliki pemain dengan postur rata-rata tinggi dan kekar.

Artinya, pemain Garuda Select harus bermain sesuai kekuatan sendiri dan tidak asal main. Cara paling efektif mengakalinya adalah dengan mengandalkan kecepatan sekaligus menghindari duel-duel udara.

"Masalahnya, saat bola-bola mati (set piece) duel udara tidak terhindarkan. Alhasil, banyak gol lawan datang dari set piece," sebut Timo.

"Tentu saja tim pelatih tidak tinggal diam. Setiap minggu pasti ada satu latihan khusus untuk set piece," kata dia.

Menurut Timo, satu per satu kelemahan kini mulai diperbaiki. Contohnya, saat menghadapi set piece, kini ada pemain yang ditugaskan di zona tertentu dan ada yang ditugaskan sebagai marker (penjaga). Jadi, setiap pemain punya tugas khusus.

"Semakin hari pemain semakin paham tugas-tugas mereka. Agresivitas masih perlu waktu untuk memperbaikinya, demikian juga dengan kekuatan otot yang butuh proses membentuknya," kata Timo.

"Yang pasti, menang-kalah adik-adik kita semakin hari semakin berkembang. Mereka coach-able dan memiliki semangat membara, dan itu patut diapresiasi," ujar dia.

Baca juga: 3 Pemain Masa Depan Indonesia yang Tampil Bagus dalam Garuda Select II

Selaku Direktur Teknik Garuda Select, Dennis Wise menilai para pemain Indonesia sangat tertinggal dalam hal pemahaman taktik.

"Meski memiliki kemampuan teknik yang tinggi, pemahaman taktik sepak bola pemain Indonesia sangat tertinggal dan itu akan semakin terlihat dengan meningkatnya jenjang kompetisi yang mereka ikuti," kata legenda Chelsea itu.

Oleh karena itu, Wise menegaskan tujuan dari diadakannya program Garuda Select adalah mengejar ketertinggalan tersebut.

"(Program Garuda Select) membekali para pemain untuk bisa melanjutkan perkembangan mereka sebagai pemain sepak bola profesional di tingkat yang lebih tinggi," ucap dia.

Program Garuda Select tahap II berjalan sejak Oktober lalu. Sampai sejauh ini, tim Garuda Select sudah menjalani sembilan laga dengan hasil empat kemenangan, tiga imbang, dan dua kalah. Tiga laga terakhir berakhir dengan kemenangan.

Tim Garuda Select akan kembali bertanding pada Selasa (17/12/2019). Lawan yang akan dihadapi adalah tim U-18 Swindon Town. Pertandingan bisa disaksikan di Mola TV pada pukul 20.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Pemain Persib Usai Ikuti 'Kelas' VAR Liga 1

Respons Pemain Persib Usai Ikuti "Kelas" VAR Liga 1

Liga Indonesia
Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Liga Italia
Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Timnas Indonesia
Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Timnas Indonesia
Inter Juara Serie A, 'Demonismo', dan Karya Master Transfer Marotta

Inter Juara Serie A, "Demonismo", dan Karya Master Transfer Marotta

Liga Italia
Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi 'Superpower' di Asia

Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi "Superpower" di Asia

Timnas Indonesia
Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut 'Rematch'

Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut "Rematch"

Liga Spanyol
STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Sports
Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Sports
Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Liga Inggris
Bernardo Tavares Minta PSSI Perbaiki Kinerja Wasit

Bernardo Tavares Minta PSSI Perbaiki Kinerja Wasit

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com