Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Borobudur Marathon 2019, Patuhi COP dan COT atau Diskualifikasi

Kompas.com - 15/11/2019, 18:40 WIB
Mochamad Sadheli ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Panitia Borobudur Marathon 2019 benar-benar tegas dalam menerapkan peraturan dalam perlombaan lari kali ini.

Borobudur Marathon 2019 bakal berlangsung pada Minggu (17/11/2019) di kawasan Candi Borobudur, Magelang.

Ada hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap peserta agar tidak kena diskualifikasi oleh panitia, yakni Cut off Point (COP) dan Cut off Time (COT).

Direktur Lomba Lari Borobudur Marathon, Andreas Kansil, menegaskan dua elemen tersebut menjadi penentuan peserta berhak melanjutkan berlari atau terdiskualifikasi.

Baca juga: Jelang Borobudur Marathon 2019, Ini Prediksi Cuaca Magelang

COP merupakan batas waktu akhir yang harus diraih sampai titik tertentu oleh setiap peserta sesuai kategorinya.

Sementara itu, COT adalah batas waktu akhir peserta wajib menyelesaikan larinya mencapai garis finis.

Sebelumnya, setiap kategori memiliki jam start yang berbeda. Marathon pada pukul 05.00 WIB, 30 menit berikutnya untuk nomor Half Marathon dan 06.00 WIB untuk kategori 10 K.

Pada kategori Marathon (42 KM) misalnya, ada dua titik COP, meliputi KM 21,1 (COP 1) dan KM 35 (COP 2).

Baca juga: Kilas Balik Ajang Lari Internasional, Borobudur Marathon

"Peserta lari tidak boleh sampai di titik KM 21,1 lebih dari empat jam setelah start atau pukul 09.00 WIB," kata Andreas Kansil.

Setelah itu, batas waktu COP 2 pada pukul 11.00 WIB atau enam jam setelah bendera start diangkat.

Adapun COT pada nomor marathon ini satu jam setelah COP 2 atau pukul 12.00 WIB.

"Untuk half marathon hanya ada satu COP yakni pada KM 15 dengan catatan waktu tiga jam setelah start atau 08.30 WIB," jelas Andreas.

Sementara itu, COT jatuh pada pukul 09.30 WIB atau empat jam setelah start.

Baca juga: 11.000 Pelari Meriahkan Borobudur Marathon, Malaysia Paling Banyak

Pada kategori 10 K tidak ada COP, tetapi batas akhir atau COT jaruh pada pukul 08.00 WIB atau dua jam setelah memulai berlari.

"Kenapa ada Cut off Point? Intinya untuk memastikan bahwa kita bisa mengembalikan fungsi jalanan itu tepat waktu dan itu komitmen kita kepada provinsi, kepolisian dan warga," ungkap Andreas.

Selain itu, lanjut dia, COP juga berguna untuk keselamatan peserta karena cuaca semakin siang semakin panas.

Andreas juga menegaskan, tidak ada toleransi sedetik pun bagi peserta yang melewati COP dan COT.

Baca juga: Ini Jalan yang Ditutup Selama Borobudur Marathon 2019

"Semua peserta yang kena COP dan COT dinyatakan tidak menyelesaikan lomba dan tidak berhak mendapatkan medali maupun kaus finisher," tegas Andreas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Pemain Persib Usai Ikuti 'Kelas' VAR Liga 1

Respons Pemain Persib Usai Ikuti "Kelas" VAR Liga 1

Liga Indonesia
Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Liga Italia
Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Timnas Indonesia
Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Timnas Indonesia
Inter Juara Serie A, 'Demonismo', dan Karya Master Transfer Marotta

Inter Juara Serie A, "Demonismo", dan Karya Master Transfer Marotta

Liga Italia
Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi 'Superpower' di Asia

Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi "Superpower" di Asia

Timnas Indonesia
Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut 'Rematch'

Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut "Rematch"

Liga Spanyol
STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Sports
Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Sports
Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Liga Inggris
Bernardo Tavares Minta PSSI Perbaiki Kinerja Wasit

Bernardo Tavares Minta PSSI Perbaiki Kinerja Wasit

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com