KOMPAS.com – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, baru saja mengumumkan para menteri yang akan duduk di dalam kabine terbaru.
Di antara para menteri tersebut, ternyata ada yang pernah merasakan gelar juara Liga Indonesia.
Namun, menteri tersebut bukan datang dari nama-nama seperti Zainudin Amali yang kini menjabat sebagai Kemenpora atau Erick Thohir yang memiliki klub olahraga.
Nama yang pernah juara Liga Indonesia justru datang dari Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. Dia masuk di dalam susunan kabinet jilid II Jokowi.
Baca juga: Zainudin Amali, Menpora Baru yang Akrab dengan KPK
Jokowi memperkenalkan seluruh menteri pilihannya pada Rabu (23/10/2019). Dia melakukannya sambil duduk lesehan di Istana Presiden.
Nama Arifin Tasrif menyita perhatian pecinta sepak bola karena terpilih sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk periode 2019-2024.
Arifin dipercaya menduduki kursi menteri ESDM menggantikan Ignasius Jonan yang menjabat pada periode sebelumya.
Baca juga: Zainudin Amali, Minim Jejak di Olahraga, Pernah Diperiksa KPK
Namun jauh sebelum Arifin menjadi menteri, dia adalah sosok yang sangat mencintai olahraga, khususnya sepak bola.
Lulusan ITB ini memulai karier di perusahaan pupuk plat merah yakni PT Pupuk Indonesia.
Uniknya, dua persahaan yang pernah dia pimpin sempat memiliki klub sepak bola yang cukup disegani di Liga Indonesia.
Arifin termasuk petinggi Pupuk Kaltim pada akhir 1990-an sampai awal 2000-an. Perusahaan itu mengelola PS PKT Bontang.
Selama Arifin menjabat, PKT Bontang mampu lolos ke partai puncak level atas Liga Indonesia era Divisi Utama pada 2000.
Kala itu, PS PKT Bontang dilatih Sergei Dubrovin asal Moldova dan sukses ke final. Sayang, kalah dari PSM Makassar.
Lalu mulai 2001, Arifin pindah tugas sebagai Direktur Petrokimia Gresik. Perusahaan ini juga memiliki klub profesional yakni PS Petrokimia Putra.
Arifin membawa Sergei ke Petrokimia Putra dan membawa klub dengan julukan Kebo Giras ini juara Liga Indonesia dengan nama resmi Liga Bank Mandiri 2002.