Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasa BJ Habibie bagi Dunia Catur Tanah Air

Kompas.com - 11/09/2019, 19:12 WIB
Jalu Wisnu Wirajati,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mendiang presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie, punya jasa besar dalam dunia catur Tanah Air.

Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia, Rabu (11/9/2019) pukul 18.02 WIB.

Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936, itu meninggal akibat penyakit yang dideritanya.

Baca juga: BJ Habibie Meninggal Dunia di RSPAD

Sebelum meninggal, BJ Habibie telah menjalani perawatan intensif di rumah sakit sejak 1 September 2019.

Sosok Rudy - demikian BJ Habibie biasa dipanggil - memang identik dengan pesawat terbang.

Mantan menteri riset dan teknologi itu bahkan mendapat predikat sebagai Bapak Teknologi Indonesia berkat kompetensinya dalam teknologi pesawat terbang.

Terlepas dari itu, BJ Habibie juga punya kepedulian terhadap dunia olahraga Tanah Air, di antaranya sepak bola dan catur.

Dalam dunia sepak bola, ada Habibie Cup yang digelar hingga penyelenggaraan tahun 2015.

Baca juga: BJ Habibie Pernah Berpesan ke Cucunya yang Ingin Jadi Pesepak Bola

Untuk catur, sempat ada Piala Habibie yang digelar pada 1991 dan 1993.

Dilansir dari Harian KOMPAS terbitan 19 Oktober 1991, tiga grandmaster (GM) Indonesia saat itu ikut serta dalam turnamen Piala Habibie I.

Utut Adianto, Ardiansyah, dan Herman Suriadiredja, ikut bertanding pada turnamen catur Piala Habibie I yang berlangsung di wisma catur F Sumantri, Tanah Abang, Jakarta, 2-18 Oktober 1991.

Kejutan terjadi ketika Master Nasional (MN) Monang Sinulingga tampil sebagai juara Tempat kedua direbut Grandmaster (GM) Utut Adianto dengan nilai 9 MP.

Turnamen Piala Habibie II digelar pada 2013. Tiga GM, Utut Adianto, Ardiansyah, dan M Edhi Handoko, ikut serta dalam turnamen tersebut.

Baca juga: BJ Habibie Meninggal, Ini Riwayat Kesehatannya

Berbeda dengan penyelenggaraan pertama, gelaran kedua kejuaraan catur perorangan tersebut dibagi dalam dua kelompok, non-master dan master, menggunakan sistem Swiss 11 babak.

Jumlah total hadiah yang digelontorkan kepada para pemenang juga naik, dari Rp 11 juta pada 1991 menjadi Rp 16 juta pada 1993. 

"Piala Habibie saat itu memecahkan rekor dalam jumlah hadiah dibandingkan turnamen-turnamen catur sebelumnya ," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Percasi, Kristinus Liem ketika dihubungi Kompas.com, Rabu malam.

Salah satu pecatur andal Indonesia yang lahir dari turnamen Piala Habibie adalah Eka Putra Wirya.

Dilasir dari Kompas, 19 Februari 2019, kiprah Eka di dunia catur Tanah Air dimulai ketika dia menjadi master nasional pada Piala Habibie 1991. Pada 1992, Eka diajak menjadi pengurus Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).

Setelah itu, Eka terjun dalam pembinaan catur di Tanah Air dan melahirkan banyak pecatur andal hingga mendapatkan penghargaan Life Time Achievement oleh Seksi Wartawan Olahraga PWI, Februari 2019 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com