Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasangan Lifter Indonesia yang Kini Bina Bibit Atlet di Daerah

Kompas.com - 01/09/2019, 18:30 WIB
Tri Indriawati

Penulis

KOMPAS.com - Selepas pensiun bertanding, Frapti Tri Setiawati kini menyandang tugas yang tidak mudah.

Mantan atlet besi andalan Jawa Timur itu berjuang menjaring dan membina bibit-bibit lifter di Kabupaten Ngawi.

Bersama suaminya yang juga atlet angkat besi, Muhammad Reynaldi Saenal, ibu dari dua anak itu memoles lifter-lifter usia dini di klub Heroes Ngawi.

Frapti pun gembira ketika melihat salah satu atlet didikannya, Georgia Sidney, sukses meraih tiga keping medali perak pada penampilan pertamanya di kejuaraan internasional.

Georgia menyabet medali perak di kelas 40+ kg preyouth putri pada The 2nd Indonesia International Weightlifting Championships yang digelar di GOR Tri Lomba Juang, Semarang, Sabtu (31/8/2019).

"Georgia baru 10 bulan berlatih angkat besi. Ini kejuaraan pertama yang dia ikuti. Jadi, hasil ini cukup bagus," kata Frapti saat berbincang dengan Kompas.com di GOR Tri Lomba Juang, Minggu (1/9/2019).

"Kami mengirim dua atlet ke sini, Georgia dan Agoestine Rachmat. Namun, Agoestine belum bisa maksimal, dia memang baru satu bulan latihan," ujar dia menambahkan.

Frapti mulai melatih di klub Heroes Ngawi pada awal tahun 2019 ini. Kini, klub tersebut telah menjaring tujuh atlet usia dini untuk dibina.

Baca juga: Juara di Indonesia, Atlet Angkat Besi Malaysia Ingin seperti Eko Yuli

Peraih medali perak di Kejuaraan Angkat Besi Asia pada 2001 itu menuturkan, menjaring bibit-bibit atlet di daerah bukanlah perkara mudah. 

"Di daerah, angkat besi kan belum populer ya, jadi tantangannya adalah bagaimana kami mengenalkan olahraga ini ke anak-anak," ujar Frapti.

"Setelah itu, tentu kami harus menjaga semangat anak-anak ini agar tidak bosan, agar mau terus berlatih, agar terus menyenangi olahraga ini," kata dia lagi.

Demi menjaga semangat anak-anak didiknya, Frapti pun rela mendampingi mereka saat mengikuti kejuaraan angkat besi junior di Semarang.

Baca juga: Angkat Besi Jadi Cabor Andalan Indonesia untuk Olimpiade

Frapti bahkan harus memboyong dua anaknya yang masih kecil selama tiga hari berada di Semarang.

"Anak saya yang besar, Nayla, usianya sudah 8 tahun. Sejak kecil dia senang dengan angkat besi, jadi ya senang saja diajak," kata dia.

"Nayla juga sudah berlatih angkat besi, tapi belum bisa ikut kejuaraan. Tahun depan, dia baru bisa mulai ikut kejuaraan ini."

"Kalau yang kecil (Muhammad Gibran) umurnya baru 20 bulan, tapi dia ini calon atlet angkat besi juga. Kelihatan kan badannya," tutur dia sembari tertawa.

Frapti pensiun sebagai atlet angkat besi pada 2016 lalu. Setelah itu, dia mulai menjadi pelatih angkat besi di Kalimantan Selatan pada 2017.

Sementara itu, sang suami, Reynaldi, baru berencana pensiun pada 2020 mendatang.

"Suami mau ikut Pra-PON dulu tahun ini. Setelah itu, dia baru pensiun. Sebelumnya, dia sudah meraih medali emas di PON 2004, 2015, 2019," kata Frapti. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com