KOMPAS.com - Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), akan menggunakan seorang psikolog untuk mendampingi timnas Malaysia yang akan menghadapi timnas Indonesia pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.
Malaysia akan menghadapi Indonesia pada laga perdana Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.
Laga Indonesia vs Malaysia itu dijadwalkan akan dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (5/8/2019).
Baca juga: Jelang Timnas Indonesia Vs Malaysia, McMenemy Jajal 2 Formasi
Sejumlah persiapan telah sedang sedang dilakukan kedua tim menjelang pertandingan tersebut.
Seperti timnas Indonesia yang telah menggelar pemusatan latihan (TC) sejak Kamis (22/8/2019) di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor dan menggelar laga uji coba melawan Persika Karawang 3 hari setelahnya.
Di kubu tim tamu, Malaysia, juga melakukan persiapan dengan menunjuk seorang psikolog untuk mendapingi timnas Malaysia.
Langkah ini untuk memperkuat pola pikir para pemain timnas Malaysia untuk segala kemungkinan kontra timnas Indonesia.
Baca juga: Jelang Timnas Indonesia Vs Malaysia, 7 Pemain Absen Latihan Perdana
Soal pemakaian jasa psikolog, ini akan dilakukan jika ada permintaan dari pelatih timnas Malaysia, Tan Cheng Hoe.
Wakil Presiden FAM, Datuk Mohd Yusoff Mahadi mengatakan, ia akan berdiskusi dengan Cheng Hoe untuk memastikan bahwa kebutuhan tim dapat dipenuhi.
”Kami menyadari (pertandingan) di Indonesia, jadi secara mental kami harus kuat jika para pemain tidak ingin ’terkoyak’ (secara mental),” kata Yusoff Mahadi.
”Tidak hanya persiapan fisik dan taktik, mental juga penting untuk menyerap tekanan di stadion.”
”Sekarang, kami selalu memantau dan mendekati para pemain. Ini masih dini untuk memutuskan tetapi pada hari kedua kami akan membicarakannya dengan pelatih,” tuturnya seperti dikutip BolaSport.com dari Berita Harian.
Baca juga: PSSI Dapat Suntikan 4 Sponsor Baru untuk Timnas Indonesia
Yusoff Mahadi juga menjelaskan mekanisme kerja psikolog untuk timnas Malaysia ini.
”Jika seorang pelatih merasa perlu, kami akan melakukannya (menunjuk psikolog),” ucap Yusoff Mahadi.
”Semuanya tergantung pada pelatih untuk memutuskan, apakah perlu atau tidak,” katanya.