Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aloysius Gonsaga AE
Soccer Assistant Editor

ASISTEN EDITOR BOLA

Langkah Awal Wujudkan Mimpi Indonesia Ikut Piala Dunia

Kompas.com - 01/08/2019, 07:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Indonesia pernah mengukir sejarah sebagai negara pertama dari Asia yang tampil pada Piala Dunia. Kisah itu lahir pada tahun 1938 atau edisi ketiga Piala Dunia yag berlangsung di Perancis.

Namun, ketika itu nama yang digunakan adalah Dutch East Indies alias Hindia Belanda.

Jatah itu diambil setelah Jepang, yang menjadi lawan pada kualifikasi menuju putaran final, mengundurkan diri.

Sayang, Hindia Belanda tak bisa melangkah jauh dalam turnamen yang kala itu hanya diikuti 16 negara dan menggunakan sistem gugur.

Mereka langsung tersungkur pada babak pertama karena kalah 0-6 dari Hungaria, yang akhirnya menjadi finalis (kalah 2-4 dari Italia pada partai final).

Sejak kekalahan di Reims, Perancis, tersebut, Timnas Indonesia tak pernah lagi melangkah ke putaran final Piala Dunia.

Wajar jika segenap pecinta sepak bola di Tanah Air sangaat mendambakan tim Garuda kembali berkiprah dalam turnamen empat tahunan paling akbar di muka bumi tersebut.

Baca Juga: Pencarian Bibit untuk Garuda Select II Usai, 24 Nama Segera Diumumkan

Namun, bukan perkara mudah untuk bisa meraih tiket ke ajang tersebut. Pasukan Merah-putih harus melalui perjalanan panjang pada babak kualifikasi melawan negara-negara kuat di kawasan Asia.

Fakta membuktikan, Timnas Indonesia tak pernah bisa melewati rintangan tersebut.

Pasukan Garuda selalu tersingkir pada babak kualifikasi zona Asia karena disingkirkan negara-negara kuat di Benua Kuning ini seperti Korea Selatan.

Jangankan mimpi untuk mengikuti Piala Dunia. Di level Asia pun Indonesia tak "bersuara".

Bahkan dalam lingkup yang lebih kecil di kawasan Asia Tenggara, Indonesia belum pernah menjadi yang terbaik.

Gelar Piala AFF menjadi indikator karena hingga kini, trofi tersebut belum pernah diboyong ke Tanah Air meskipun lima kali menjadi finalis.

 

Upaya melahirkan pemain berkualitas

PSSI selaku induk sepak bola di Tanah Air, bukannya berdiam diri melihat minimnya prestasi Timnas Indonesia. Apalagi, sepak bola menjadi olahraga paling populer di negeri ini, selain bulu tangkis.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk melahirkan tim berkelas dunia. Sejumlah program diluncurkan dengan cara mengirimkan pemain muda ke luar negeri guna menimba ilmu di mancanegara.

Berdasarkan catatan yang ada, Indonesia pernah meluncurkan program Primavera dan Baretti pada rentang waktu 1993-1996. Para pemain masa depan Indonesia pada era tersebut menjalani latihan di Italia.

Skuad Garuda Select menjalani latihan di Aston Recreation Centre Birmingham jelang laga melawan Chelsea U-16 pada Sabtu (11/5/2019).KOMPAS.com/Eris Eka Jaya Skuad Garuda Select menjalani latihan di Aston Recreation Centre Birmingham jelang laga melawan Chelsea U-16 pada Sabtu (11/5/2019).

Tim Primavera diikuti pemain U-19 Indonesia, sedangkan Baretti merupakan program untuk pemain U-16.

Sejumlah pemain jebolan dua program tersebut antara lain Bima Sakti (Primavera), Kurniawan Dwi Yulianto (Primavera), Yeyen Tumena (Primavera) dan Uston Nawawi (Baretti).

Setelah program tersebut usai, PSSI kembali mengambil langkah serupa ketika mengirim para pemain U-17 mengikuti program Sociedad Anonima Deportiva (SAD) pada tahun 2008, yang berjalan selama lima tahun hingga 2013.

Mereka berlatih di Uruguay, negara yang dua kali meraih gelar juara Piala Dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

Sports
Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Sports
Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Liga Inggris
Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Liga Spanyol
Saat Legenda Timnas Indonesia 'Angkat Topi' untuk Ernando Ari...

Saat Legenda Timnas Indonesia "Angkat Topi" untuk Ernando Ari...

Timnas Indonesia
Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati 'Sang Dewi'

Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati "Sang Dewi"

Liga Lain
Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com