KOMPAS.com - Larangan transfer tentu menjadi kerugian tersendiri bagi seorang pelatih.
Kondisi itulah yang kini harus dihadapi Frank Lampard.
Chelsea dikenai sanksi larangan transfer oleh FIFA selama dua tahap, masing-masing pada musim panas 2019 dan musim dingin 2020.
Sanksi diberikan setelah Chelsea dinilai melanggar aturan soal perekrutan pemain di bawah 18 tahun dari luar Inggris.
Menyikapi kondisi tersebut, Lampard menyebut masih ada satu hal yang disyukurinya.
"Bonusnya adalah saya jadi punya bulan Juli yang tenang," kata Lampard saat acara perkenalan dirinya sebagai pelatih baru Chelsea, Kamis (4/7/2019).
Lampard kemudian membandingkan situasi yang dialaminya saat mulai menangani Derby County musim lalu.
Lampard sempat semusim menangani Derby yang berlaga di Divisi Championship, kasta kedua Liga Inggris.
Baca juga: Dampak dari Lampard Latih Chelsea, Gianfranco Zola Hengkang
"Di Derby tahun lalu, agen setiap hari menelepon di mana pun saya," ujar dia.
Larangan transfer mau tak mau membuat Lampard harus menggantungkan diri pada pemain muda akademinya.
Chelsea tercatat punya beberapa pemain muda yang sedang dipinjamkan ke klub lain.
Mereka kemungkinan akan bergabung dengan beberapa pemain muda yang lebih dulu masuk skuad utama, seperti Callum Hudson-Odoi dan Ruben Loftus-Cheek.
Lampard akan melakukan penilaian dalam beberapa laga pramusim.
"Saya tahu kami punya skuad yang bagus dan banyak talenta muda yang sangat bagus. Itu tentu menjadi fokus besar tahun ini," kata Lampard.
"Pertama adalah untuk menjadi kompetitif, tetapi kedua, dapatkah kami menempatkan kepercayaan pada para pemain muda dan melihat apakah mereka bisa masuk ke tim utama dan menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Legenda Arsenal Nilai Penunjukkan Lampard Masih Prematur