BANDUNG, KOMPAS.com - Kota Bandung dalam catatan hasil Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Survei dan Pemetaan Peningkatan Kreativitas Pemuda, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), kemarin, dianggap sebagai barometer industri kreatif.
"Kota Bandung salah satu kota industri kreatif, yang kita lihat peningkatannya di sejumlah bidang yang menonjol, seperti fesyen, kuliner, dan masih banyak lagi," kata Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Faisal Abdullah dalam siaran persnya.
Menurut Faisal, salah satu produk kreatif pemuda Kota Bandung di bidang kuliner, yakni pisang ijo.
Walau bukan merupakan makanan asli Bandung, pisang ijo diolah sedemikian rupa agar menjadi menarik dan dinikmati masyarakat.
"Jadi tidak mesti makanan asli Bandung, seperti pisang ijo. Yang diolah dengan kreativitas menjadi makanan yang modern dan menarik," katanya.
Ia mengatakan, kreativitas juga muncul di bidang pertanian yang dikolaborasikan dengan IT.
Sehingga, muncul start up yang mewadahi para petani rempah-rempah, yang hasil pertaniannya diolah menjadi bumbu atau obat yang dibantu oleh perkembangan teknologi.
"Hal baru ini di Kota Bandung sudah mulai, ide dari para pemuda di Digital Innovation Longe (Dilo) atau kampung start up yang diinisasi oleh Telkom," ujarnya.
Kini pihaknya tengah melakukan survei dan pemetaan kreativitas pemuda di seluruh Indonesia. Terutama dalam menyamakan persepsi antara pusat dan kewilayahan akan konsep industri kreatif sendiri