JAKARTA, KOMPAS.com - Rivalitas antara
Real Madrid dan
Barcelona banyak dinilai merupakan yang tersengit di jagad sepak bola.
Persaingan kedua kelompok suporter itu bahkan tak cuma soal permainan si kulit bundar. Ada politik identitas juga di dalamnya.
Sebagai klub yang berbasis di Ibu Kota, Real Madrid acap dianggap sebagai representasi Pemerintah Spanyol. Sementara itu, Barcelona yang berasal dari wilayah Catalunya, sering dinilai sebagai simbol perlawanan masyarakat daerah yang ingin memerdekakan diri dan punya bahasa sendiri itu.
El Barca, julukan Barcelona, punya semboyan yang seperti membenarkan anggapan yang ditujukan kepada mereka, yakni Mes Que Un Club, atau bila diterjemahkan berarti Lebih dari Sekedar Klub.
Kebencian Barcelonistas, sebutan pendukung Barca, terhadap Real Madrid dan Pemerintah Spanyol bahkan ditunjukan ketika tim kebanggaannya tampil di final Copa del Rey atau Piala Raja Spanyol. Mereka kerap menghina dan mengejek setiap lagu kebangsaan diperdengarkan.
Sebaliknya, Madridistas, pendukung Real Madrid, adalah kelompok yang selalu membela lagu kebangsaan dan harga diri negaranya.
Madridistas bahkan pernah mencemooh Gerard Pique, salah satu pemain Barcelona yang menyatakan mendukung kemerdekaan Catalunya saat sang pemain memperkuat tim nasional Spanyol pada kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Italia, di Stadion Santiago Bernabeu, September 2017.