KOMPAS.com - Juli 2018, kabar mengejutkan terjadi di bursa transfer musim panas. Megabintang
Real Madrid, Cristiano Ronaldo, pindah dari klub yang sudah sembilan tahun dibelanya itu. Ronaldo memutuskan bergabung ke raksasa Italia, Juventus.
Selepas kepindahan Ronaldo, Madrid memang langsung mencari pemain pengganti. Namun, alih-alih mendapatkan dengan kualitas yang sepadan, Madrid justru mendatangkan pemain-pemain muda belia yang namanya jarang terdengar, seperti Vinicius Junior dan Mariano Diaz.
Nama terakhir bahkan didaulat menjadi pewaris nomor 7 yang ditinggalkan Ronaldo.
Keputusan menjual Ronaldo dan menggantinya dengan pemain yang masih hijau kemudian menimbulkan masalah.
Keran gol Madrid menjadi seret, diikuti dengan tertatihnya perjalanan Los Merengues di kompetisi 2019. Puncaknya, saat Madrid dibantai 1-5 oleh rival abadinya, Barcelona, pada journada 10 La Liga di Stadion Camp Nou, 28 Oktober 2018.
Kekalahan telak dari Barca berujung pemecatan Julen Lopetegui dari kursi kepelatihan. Santiago Solari yang sebelumnya menjadi pelatih tim junior Madrid kemudian didaulat menjadi suksesor.
Pada awal-awal masa kepelatihannya, Solari bisa mempersembahkan sejumlah kemenangan bagi pendukung El Real. Harapan pun sempat tumbuh.
Dok. Real Madrid Presiden Real Madrid, Florentino Perez.
Pada suatu kesempatan, Presiden Madrid, Florentino Perez, menyatakan klubnya kini memiliki kebijakan transfer yang berbeda karena tak lagi berburu pemain bintang. Namun, lebih berorientasi pada pemain muda.
Kebijakan yang tentunya patut dipertanyakan karena tak sesuai dengan gaya Madrid selama ini, apalagi di era Perez yang terkenal dengan proyek Los Galacticos-nya.
"Yang kami lakukan, bagaimanapun adalah mendatangkan pemain yang sangat muda, yang akan menjadi bintang di bintang masa depan, seperti Vinicius atau Rodrygo, yang akan menjadi kandidat untuk Kopa Trophy (pemain muda terbaik)," kata Perez kepada France Football, dikutip dari Marca, Senin (11/2/2019).
Karena tak lagi berorientasi pada pemain bintang, Perez menyatakan Madrid tak akan mendatangkan penyerang baru. Ia menilai Karim Benzema masih menjadi penyerang nomor sembilan terbaik di dunia.
Menurut Perez, Madrid tidak akan menghabiskan banyak uang untuk membeli pemain. Ia menegaskan bahwa Madrid sudah punya skuad terbaik di dunia dengan mengacu raihan trofi.
Madrid memang merupakan klub peraih juara Liga Champions selama tiga tahun berturut-turut.
"Saya telah membaca dan mendengar di beberapa media selama bertahun-tahun bahwa Madrid perlu mengontrak striker. Namun, kenyataannya, jelas menunjukkan bahwa Karim Benzema adalah penyerang terbaik di dunia," ujar Perez.
Diario AS Rencana tampilan Stadion Santiago Bernabeu, Madrid setelah nantinya direnovasi.
Sepintas tampak tak ada yang salah dengan keputusan Perez. Sampai akhirnya kritik datang dari mantan presiden Madrid yang juga rival Perez, Ramon Calderon.
Menurut Calderon, kebijakan Madrid untuk tak mendatangkan pemain bintang tak lepas dari adanya rencana renovasi Stadion Santiago Bernabeu. Ia mengkritik rencana yang memang digagas oleh Perez tersebut.
Pada September 2018, mayoritas anggota klub memang menyetujui rencana Perez untuk meminjam hingga 575 juta euro (sekitar Rp 9,1 triliun) untuk renovasi stadion. Bagi Calderon, proyek renovasi Santiago Bernabeu hanya menghambur-hamburkan uang.
Pasalnya, renovasi yang akan dilakukan adalah melapisi stadion dengan "kulit" metalik serta penambahan atap yang bisa dibuka tutup. Namun, tak ada penambahan kapasitas. Saat ini, Santiago Bernabeu tercatat memiliki sekitar 81.044 kursi.
Baca juga: Butragueno Minta Real Madrid Tidak Panik meski Baru Tersingkir
"Florentino punya obsesi megalomaniak dengan mengubah stadion yang kami miliki, yang sudah luar biasa seperti sekarang," kata Calderon dikutip dari Diario AS, Kamis (21/2/2019).
Bagi Calderon, Santiago Bernabeu sudah menjadi stadion kelas satu di Eropa. Ia menyinggung keberhasilannya memenangi pengajuan tempat untuk final Liga Champions 2010.
"Tidak ada yang mengeluhkan stadion ini. Dia (Perez) sekarang ingin menghabiskan 575 juta euro. Ini pengeluaran, bukan investasi, karena orang tidak membutuhkannya," ucapnya.
AFP/GABRIEL BOUYS Wasit Felix Brych mengeluarkan kartu kuning kepada Nacho Fernandez pada pertandingan Real Madrid vs Ajax Amsterdam di Stadion Santiago Bernabeu dalam babak 16 besar Liga Champions, 5 Maret 2019.
Calderon menilai pendukung Madrid lebih peduli kepada tim yang memenangi trofi daripada stadion yang direnovasi.
"Ini juga akan membuatnya (Perez) tidak berinvestasi pemain. Para penggemar lebih peduli tentang konten, bukan wadah. Orang-orang ingin merayakan gelar di Plaza Cibeles dan tidak merayakan model stadion yang sangat bagus," kata Calderon.
"Stadion Bernabeu adalah ikon bagi kota Madrid. Mungkin memang perlu beberapa perbaikan, tetapi tidak pernah renovasi dengan biaya tinggi," katanya.
Baca juga: Gagal Pertahankan Liga Champions, Masa Kejayaan Real Madrid Berakhir?
Kritik dari Calderon tampaknya terbukti. Madrid kini terancam mengakhiri musim tanpa satu pun gelar. Tentunya bila tak memasukan gelar juara dunia antarklub dalam hitungan.
TWITTER.com/FCBARCELONA Aksi Ivan Rakitic saat mencetak gol pada pertandingan El Clasico, Real Madrid vs Barcelona, di Stadion Santiago Bernabeu dalam lanjutan La Liga Spanyol, 2 Maret 2019.
Setelah disingkirkan Barcelona dari Copa del Rey, Madrid kini juga harus gigit jari merelakan Piala Liga Champions melayang.
Bertarung di hadapan publik sendiri, anak asuh Solari kalah telak 1-4 pada leg kedua babak 16 besar yang digelar Selasa (5/3/2019) atau Rabu dini hari WIB.
Kans Benzema dkk untuk menjadi juara kini tinggal di La Liga Spanyol. Namun, itu pun sangat berat.
Hingga pekan ke-26, mereka berada di posisi ketiga dengan 48 poin, terpaut 12 angka dari Barcelona di puncak klasemen. Butuh kerja ekstrakeras bagi Madrid untuk mengatasi ketertinggalan.