Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arema FC Nilai Wajar Ada Wasit Bertamu ke Iwan Budianto

Kompas.com - 21/02/2019, 20:00 WIB
Andi Hartik,
Ferril Dennys

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Chief Executive Officer (CEO) Arema FC, Agoes Soerjanto menilai wajar jika ada wasit bertamu ke rumah Plt Ketua Umum PSSI Iwan Budianto sebelum memimpin laga. Menurutnya, bertamu dan menerimanya adalah adat ketimuran.

Hanya saja, Agoes Soer beranggapan bahwa pertemuan antara wasit dan pihak yang berkepentingan dengan klub baik sebelum laga atau sesudahnya selalu dimaknai negatif.

"Jangan sampai silaturahmi kita ini, wasit setelah mimpin, selesai enggak tahu itu menang, kalah atau draw, eh ayo makan bakso Malang. Kalau ada orang yang tahu, ada konspirasi itu. Padahal di situ mungkin kalau kita paham itu adat ketimuran kita," katanya di Kantor Arema FC, Kota Malang, Kamis (21/2/2019).

Iwan Budianto yang kental dengan sebutan IB bersama Arema FC terjerat dugaan pengaturan skor. Iwan Budianto yang saat itu menjadi pengurus PSSI sekaligus CEO Arema FC disebut menyuap wasit sebelum laga Arema FC versus Borneo dalam pertandingan kompetisi Liga 1 2018. Praktik suap itu dilakukan di rumahnya di kawasan Ijen Nirwana Kota Malang.

Dugaan pengaturan skor melalui wasit itu diungkapkan oleh seseorang yang disamarkan dalam acara talkshow Mata Najwa pada Rabu (20/2/2019) malam. Seseorang itu menyebut inisial IB telah menyuap wasit sebesar Rp 10 juta hingga Rp 20 juta.

Baca juga: Video, Penuturan Narasumber Mata Najwa Terkait Pengaturan Skor Liga 1

Agoes Soer membantah tuduhan yang disampaikan dalam acara talkshow tersebut. Menurutnya, Iwan Budianto selalu menerima tamu dalam kondisi terbuka sehingga tidak memungkinkan untuk menyuap wasit di rumahnya.

"Seumpama Mas Iwan dapat tamu, tidak pernah pintunya ditutup. Tidak pernah satu dua orang, mesti ramai-ramai. Mosok sek sempat (masak masih sempat) tolong ya (menangkan Arema FC) Rp 20 juta. Ayo kita telaah sendiri," jelasnya.

Selain itu, Agoes Soer menilai bahwa nilai suap kepada wasit yang disebutkan terlalu murah untuk pertandingan di kompetisi kasta tertinggi. Hal itu yang membuat dirinya sangsi dengan tuduhan tersebut.

"Jadi, renungan saya dini hari sampai siang ini, kok murah ya. Seumpama itu benar Rp 10 juta, Rp 20 juta, murah ya," katanya.

"Terus saya membayangkan begini, itu sepakbola, pertandingan disiapkan, perizinan melibatkan semua unsur di situ, menjadi olahraga rakyat dan ditonton disitu hanya terbeli oleh Rp 10 sampai Rp 20 juta," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com