Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolaborasi Sepeda Nusantara dan Olahraga Tradisional

Kompas.com - 18/11/2018, 12:09 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

KENDAL, Kompas.com - Kendal menjadi etape ke-67 dari salahsatu program unggulan Kemenpora di bawah payung Ayo Olahraga bertajuk Sepeda Nusantara yang mengambil tema Bangun Indonesia, mengajak masyarakat untuk terus berolahraga menjaga kebugaran tubuh sekaligus sebagai jawaban dari Inpres No. 1/2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Di Sepeda Nusantara yang berlangsung di kota Santri tersebut, setidaknya diikuti oleh 2000 pesepeda yang mulai bergerak dari Stadion Utama Kebondalem Kabupaten Kendal menelusuri jalan Tentara Pelajar, melewati Pasar Sukodono, Balai Desa Bojonggede, menuju arah Bulugede dan kembali ke Stadion Utama Kebondalem Kabupaten Kendal dengan total jarak tempuh 15 Km, Minggu (18/11/2018).

Segenap komunitas sepeda seperti Kosti dan kehadiran Pengecab ISSI Kendal beserta masyarakat umum dari semua usia dan kalangan tumpah ruah bersepeda bersama yang sebelumnya melakukan pemanasan dengan bersenam Ayo Olahraga, melalui irama enerjik mengajak orang bergerak yang dinyanyikan oleh Menpora Imam Nahrawi.

Tampak hadir dalam perhelatan tersebut Bupati Kendal dr. Mirna Annisa, M.Si, Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Rekreasi Teguh Raharjo, segenap Forkopimda dan jajaran OPD.

Dalam sambutannya, Asdep Teguh Raharjo mengapresiasi segenap masyarakat Indonesia yang turut ambil bagian dalam kegiatan yang mengkampanyekan berolahraga ini.

"Alhamdulillah, di setiap titik perhelatan diikuti oleh ribuan peserta. Ada yang 2000-an bahkan ada yang mencapai 25.000 peserta, Itu artinya olahraga dalam hal ini bersepeda sudah membudaya, sehingga target kita untuk mengangkat angka kebugaran diatas 35 persen tercapai melalui program-program yang kita lakukan," ungkap Teguh Raharjo.

"Keantusiasan seperti inilah yang diingnkan oleh bapak Menpora Imam Nahrawi di mana program-program yang dicanangkan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak, karena berawal dari keinginan berolahraga massal seperti ini, menjadi awal muncul bibit-bibit andal regenerasi olahragawan yang bisa kita bina menjadi atlet nasional," tambahnya.

Kendal menjadi etape ke-67 dari salahsatu program unggulan Kemenpora di bawah payung Ayo Olahraga bertajuk Sepeda Nusantara yang mengambil tema Bangun Indonesia, mengajak masyarakat untuk terus berolahraga menjaga kebugaran tubuh sekaligus sebagai jawaban dari Inpres No. 1/2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Kendal menjadi etape ke-67 dari salahsatu program unggulan Kemenpora di bawah payung Ayo Olahraga bertajuk Sepeda Nusantara yang mengambil tema Bangun Indonesia, mengajak masyarakat untuk terus berolahraga menjaga kebugaran tubuh sekaligus sebagai jawaban dari Inpres No. 1/2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Lebih lanjut dia mengatakan jika kegiatan Sepeda Nusantara di Kendal atau di titik Kabupaten/Kota lainnya mampu menjadi stimulus dan bisa menjadi pemicu bagi masyarakat untuk terus berolahraga, apapun jenis dan medianya dalam berolahraga.

"Harapan kami setelah gelaran ini, setiap Minggu masyarakat bisa meluangkan waktu bersepeda bersama-sama atau olahraga jenis lainnya, karena dengan berolahraga akan timbul interaksi sosial dikalangan masyarakat itu sendiri disamping akan mendapatkan kebugaran dan kesehatan bagi tubuh kita," pungkasnya.

Sedangkan Bupati Kendal pasca melakukan sepeda bersama mengatakan jika melalui kegiatan ini masyarakat secara langsung melihat kehadiran dan kepedulian pemerintah pusat kepada daerah dalam hal ini melalui sektor olahraga.

"Ayo sama-sama kita gerakkan diri kita dengan semangat jiwa yang sehat dan dalam kesempatan ini kami berharap pemerintah pusat untuk sering-sering menggelar kegiatan bersifat massal seperti ini, sehingga program-program yang dicanangkan bisa langsung menyentuh masyarakat," pugkasnya.

Dilain hal sebelum start dilakukan, terlebih dahulu diperagakan olahraga tradisional bernama Kolongan yang berasal dari Dawungsari, Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kolongan juga sebutan dari peralatan yang digunakan untuk permainan ini yang dibuat dari anyaman pelepah pohon pisang yang dibuat berbentuk lingkaran.

Joko Pranawa Hadi selaku guru SMK 4 Kendal mengatakan jika permainan ini memiliki unsur olahraga dan seni, di mana memerlukan kelincahan, kekuatan, akurasi, kecepatan koordinasi diantara pemainnya.

"Permainan Kolongan dilakukan secara berkelompok, di mana tiap kelompoknya terdiri dari 4-7 pemain dengan satu orang berperan sebagai Jogo Kolong. Permainan ini dapat dimainkan oleh pria dan wanita, baik anak-anak, remaja maupun dewasa dengan durasi 2X15 menit, menggunakan luas area maksimal 15X30 meter. Pemenang ditentukan dengan banyaknya kolongan yang berhasil ditangkap menggunakan tongkat yang dijaga oleh Jogo Kolong," ucap Joko.

Permainan Kolongan ini biasanya dilakukan pada sore hari yang dilakukan oleh anak-anak atau muda-mudi untuk mengisi waktu luang setelah menyirami tanaman tembakau sembari membawa ternak dipinggir lapangan yang sedang merumput, di mana daerah Pegandon itu sendiri merupakan daerah penghasil tanaman tembakau.

Olahraga tradisional ini sudah berkembang dari generasi ke generasi, namun sejak era tahun 1980-an hingga sekarang sudah jarang dimainkan atau dapat dikatakan bahwa tidak terlihat lagi permainan seperti ini lantaran kalah pamor dengan gadget yang kian digandrungi.

Oleh sebab itu supaya tidak hilang maka permainan Kolongan diangkat kembali atau dikembangkan untuk menjadi suatu aktifitas olahraga tradisional dimana permainan ini dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Timnas Indonesia
Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Badminton
Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Timnas Indonesia
Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Liga Spanyol
Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liga Inggris
Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Liga Inggris
Thomas dan Uber Cup 2024: Momen Penguatan Semangat Jelang Olimpiade

Thomas dan Uber Cup 2024: Momen Penguatan Semangat Jelang Olimpiade

Badminton
Siaran Langsung dan Live Streaming Indonesia Vs Korsel Malam Ini

Siaran Langsung dan Live Streaming Indonesia Vs Korsel Malam Ini

Timnas Indonesia
Persib Bandung Vs Borneo FC, Siasat Pieter Huistra Manfaatkan Laga

Persib Bandung Vs Borneo FC, Siasat Pieter Huistra Manfaatkan Laga

Liga Indonesia
Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Pepet Arsenal, Terancam Man City

Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Pepet Arsenal, Terancam Man City

Liga Inggris
Hasil Man United Vs Sheffield United 4-2: Roket Fernandes, Setan Merah Menang

Hasil Man United Vs Sheffield United 4-2: Roket Fernandes, Setan Merah Menang

Liga Inggris
Hasil Everton Vs Liverpool, The Reds Tumbang, Gagal Dekati Arsenal

Hasil Everton Vs Liverpool, The Reds Tumbang, Gagal Dekati Arsenal

Liga Inggris
Link Live Streaming Everton Vs Liverpool, Kickoff Pukul 02.00 WIB

Link Live Streaming Everton Vs Liverpool, Kickoff Pukul 02.00 WIB

Liga Inggris
Pengamat Korsel Bahas Beban Besar Timnas Korea Jelang Hadapi Indonesia

Pengamat Korsel Bahas Beban Besar Timnas Korea Jelang Hadapi Indonesia

Timnas Indonesia
Sirkuit Mandalika Sudah Terpesan 200 Hari untuk Even Otomotif

Sirkuit Mandalika Sudah Terpesan 200 Hari untuk Even Otomotif

Sports
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com