KOMPAS.com — Lifter putri Indonesia, Sri Hartati, sukses memecahkan rekor dunia saat menyabet medali emas di World Open Powerlifting Championship di Halmstad, Swedia.
Turun di kelas 57 kg, Sri Hartati berhasil memecahkan dua rekor dunia masing-masing untuk total angkatan dan jenis angkatan squat.
Di total angkatan, Sri mencatat rekor dunia baru dengan total angkatan 565 kg sekaligus merebut medali emas. Lifter putri berusia 34 tahun itu juga mencatatkan beban 225 kg dan sekaligus meraih emas di jenis angkatan squat.
Di jenis angkatan dead lift, Sri Hartati membuat angkatan 190 kg dan juga sukses meraih medali emas. Sementara itu, dia membuat angkatan 150 kg untuk merebut medali perak di angkatan bench press.
Dengan demikian, selain memecahkan dua rekor dunia, Sri Hartati juga meraih 3 medali emas dan 1 perak.
Selain Sri, lifter putri asal Kalimantan Timur, Widari yang turun di kelas 47 kg Putri juga berhasil merebut 2 medali emas dan 1 perak.
Baca juga: Satu Lagi Lifter Bulgaria Mati Muda
Meski menempati peringkat kedua di total angkatan 476 kg, Widari memecahkan rekor dunia di jenis angkatan bench press dengan angkatan 141 Kg.
Di jenis angkatan dead lift, Widari merebut medali emas dengan beban 175 kg, sedangkan menempati peringkat keempat di jenis angkatan squat dengan beban 160 Kg.
Ketua Umum PB PABBSI Rosan P Roeslani mengatakan sangat bangga atas pencapaian cabang angkat besi dan angkat berat yang berkompetisi di level dunia.
"Kami semua di PB PABBSI merasa bangga dengan hasil di angkat besi dan angkat berat. Untuk itu, kami akan memberikan apresiasi (bonus)," kata Rosan lewat pesan singkat Rabu (7/11/2018).
Indonesia mengirimkan empat lifter, yang terdiri dari 2 putri dan 2 putra, serta 2 pelatih pada Kejuaraan Dunia Angkat Berat di Halmstad Swedia.
Baca juga: PB PABBSI Desak INASGOC Coret Lifter Tiongkok
Selain itu, menurut Rosan, Eko Yuli berhasil mengukir sejarah karena baru kali pertama meraih juara dunia di cabang angkat besi. Eko meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Angkat Besi yang digelar di Asghabat, akhir pekan lalu.
"Mudah-mudahan ini berlanjut ke Olimpiade Tokyo 2020," ujar Rosan P Roeslani. (Imadudin Adam)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.