PADA 12 April 1961, kosmonot Uni Soviet Yuri Gagarin menjadi orang pertama yang terbang ke luar angkasa. Di belahan bumi lain, Amerika Serikat pada 20 Januari 1961 memiliki presiden baru bernama John F. Kennedy.
Pada waktu itu, rivalitas Soviet dan Amerika terjadi pada semua bidang. Dunia pun terbelah dalam dua kutub utama, blok timur Uni Soviet dan blok barat Amerika dengan penyeimbangnya Non Blok.
Tiga bulan setelah pelantikannya, John F. Kennedy dihadapkan pada persaingan ilmu pengetahuan tentang eksplorasi luar angkasa. Soviet melalui Gagarin sudah satu langkah di depan.
Agar bisa mengungguli Soviet, pada 25 Mei 1961 di hadapan Kongres, John F. Kennedy mengeluarkan impian Amerika dengan ucapannya yang terkenal, ”Saya yakin bangsa ini harus benar-benar berkomitmen untuk mencapai tujuannya, sebelum akhir dasawarsa ini, untuk mendaratkan manusia di bulan dan memulangkannya dengan selamat ke bumi.”
Impian mendaratkan manusia di bulan dan memulangkan dengan selamat ke bumi, kemudian menjadi visi besar bangsa Amerika. Pemerintah, kaum cerdik pandai dan kemudian diikuti rakyat Amerika bahu-membahu untuk mewujudkan mimpi besar tersebut.
Sejarah mencatat, John F. Kennedy pada 22 November 1963 ditembak mati oleh Lee Harvey Oswald di Dallas, Texas. Namun impian John F. Kennedy tidak pernah mati.
Lebih cepat dari ucapannya, pada 20 Juli 1969 bangsa Amerika mampu mendaratkan manusia pertama ke bulan dan pulang dengan selamat ke bumi.
Dimulai dengan mimpi, kemudian diubah menjadi visi dan berlanjut menjadi aksi, itulah yang dilakukan John F. Kennedy dan diikuti rakyatnya.
Mimpi besar pula yang ditanamkan oleh Bung Karno kepada kaum muda Indonesia dengan ungkapan terkenalnya, “Bermimpilah setinggi langit. Pun jika kamu jatuh tetap berada di bintang.”
Terinspirasi Soekarno, seorang anak muda bermodal cekak merantau dari Siantar menuju Jakarta untuk melanjutkan kuliah. Untuk menambah uang cekak pemberian orang tuanya, si anak muda bekerja malam hari di warung internet.
Benar bahwa uangnya terlampau cekak untuk kuliah dan hidup di Jakarta. Hanya saja impiannya tak terbatas.
Di kamar kos sempit, si anak muda memasang poster Soekarno dengan kalimat magisnya, “Bermimpilah setinggi langit. Pun jika kamu jatuh tetap berada di bintang.” Saban hari ditatapnya poster itu.
Lulus kuliah, si anak muda mula pertama bekerja ikut orang. Kemudian ia banting setir, usaha sendiri untuk mewujudkan impiannya yang setinggi langit. Berulang kali jatuh bangun dalam membesarkan usahanya.
Pada satu titik, usahanya meroket sangat kencang dan hari ini usahanya menjadi idola kaum muda.
Si anak muda itu bernama William Tanuwijaya. Nama usahanya Tokopedia, perusahaan rintisan dengan asset lebih dari 1 miliar dolar AS.