BEKASI, KOMPAS.com - Timnas U-23 Indonesia mengawali laga Grup A Asian Games 2018 dengan catatan apik. Pasukan Luis Milla itu menang 4-0 atas Taiwan di Stadion Patriot Candrabhaga, Minggu (12/8/2018).
Stefano Lilipaly menjadi bintang kemenangan Timnas U-23 Indonesia dengan dua gol yang dicetaknya. Dua gol lain dibukukan oleh Beto Goncalves dan M Hargianto.
Kemenangan telak ini menjadi modal timnas sepak bola putra Indonesia pada Asian Games 2018. Maklum, Timnas Indonesia ditargetkan untuk lolos hingga ke semifinal.
Baca juga: Presiden Joko Widodo: Kemenangan Timnas U-16 Indonesia Kado Terindah bagi Indonesia
Semifinal Asian Games bukanlah hal baru bagi Timnas Indonesia. Mereka pernah mencapainya pada Asian Games 1954, 1958, dan 1986.
Sementara itu, prestasi terbaik Indonesia pada cabang sepak bola putra Asian Games terjadi pada 1958. Ketika itu, Timnas Indonesia meraih medali perunggu.
Berikut adalah kiprah Timnas Indonesia di Asian Games:
Pada gelaran pertama Asian Games ini, Indonesia kandas pada laga perdana setelah kalah 0-3 dari tuan rumah India. Minimnya persiapan dan kondisi persepakbolaan Indonesia yang masih prematur dinilai menjadi alasan utama kegagalan timnas kala itu.
Belajar dari kegagalan di New Delhi, PSSI dan pemerintah melakukan persiapan lebih serius. Pemusatan latihan dimulai satu tahun sebelum Asian Games dimulai. Pelatih Antun Pogacnik ditunjuk.
Tidak sia-sia, timnas Indonesia berhasil melaju ke babak semifinal, sebelum akhirnya dikalahkan Cina 4-2.
Setelah capaian semifinal di Asian Games 1954, persepakbolaan Indonesia mulai disegani di kancah Asia. Julukan Macan Asia pun semakin melekat dengan Indonesia setelah berhasil menyabet medali perunggu di Asian Games 1958.
Indonesia berhasil mengalahkan India 4-1 di pertandingan perebutan medali perunggu. Capaian ini merupakan prestasi terbaik Timnas Indonesia sepanjang sejarah Asian Games.
Bertindak sebagai tuan rumah, target Presiden Soekarno untuk cabang sepak bola cukup jelas, medali emas. Memang bukan target yang terlalu delusional, mengingat raihan Indonesia pada dua Asian Games sebelumnya.
Namun, borok persepakbolaan Indonesia yang saat itu dilumuri praktik politik dan perjudian, menyeret 10 pemain timnas terlibat kasus pengaturan skor.
Antun Pogacnik pun terpaksa kehilangan banyak pemain kunci menuju Asian Games 1962 yang saat itu telah di depan mata. Alhasil, Indonesia tersingkir pada babak grup.
Baca juga: Via Vallen Jadi Sorotan Saat Dukung Timnas Indonesia di Final Piala AFF U-16 2018
Mengekor dari kegagalan timnas di Asian Games 1962, Indonesia kembali gagal pada dua edisi Asian Games berikutnya. Minimnya prestasi ini membuat KONI memutuskan untuk tidak mengirim sepak bola ke ajang Asian Games selama 16 tahun. Timnas sepak bola Indonesia pun absen pada tiga edisi Asian Games.
PSSI yang sempat ditegur Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) karena tidak mengikutsertakan sepak bola pada tiga gelaran Asian Games berturut-turut, kembali mengirim timnas.
Hasilnya sedikit mengejutkan. Indonesia berhasil lolos ke semifinal untuk kali ketiga sebelum akhirnya dikandaskan Korea Selatan 0-4.
Vakum selama 20 tahun karena dianggap tidak memiliki kemampuan bersaing, sepak bola Indonesia kembali ke Asian Games pada 2006. Hasilnya mengecewakan. Indonesia tersisih setelah menjadi juru kunci grup dengan hanya menciptakan satu buah gol.
Kembali diberangkatkan untuk Asian Games 2014, timnas berhasil lolos ke babak 16 besar setelah berhasil menjadi runner-up grup dengan raihan dua kemenangan. Indonesia bertemu dengan Korea Utara pada babak 16 besar dan akhirnya gugur karena kalah 1-4.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.