Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Citra Buruk Asosiasi Sepak Bola Argentina

Kompas.com - 12/06/2018, 08:23 WIB
Jalu Wisnu Wirajati

Editor

Sumber BolaSport

Laporan langsung wartawan BolaSport.com, Firzie Idris, dari Rusia.

MOSKWA, KOMPAS.com - Kericuhan yang terjadi pada sesi latihan terbuka timnas Argentina pada Senin (11/6/2018) menambah citra buruk Asosiasi Sepak Bola Argentina, AFA Hal itu dikatakan wartawan peliput timnas Argentina, Pablo DiZeo.

Friksi terjadi antara tim media timnas Argentina dan para wartawan yang ingin menghadiri sesi latihan terbuka Lionel Messi cs di Bronnitsy Training Center, Moscow Oblast, pada Senin (11/6/2018).

Keterbatasan tempat dan minimnya informasi yang tersedia kepada para jurnalis menjadi penyebab friksi tersebut. Kisruh ini menyusul kontroversi mengenai pembatalan pertandingan Israel-Argentina di Yerusalem, minggu lalu.

Alhasil, Lionel Messi cs akan mendarat di Rusia minus satu laga persahabatan penting jelang Piala Dunia.

Bagi Pablo DiZeo, seorang fotografer freelancer yang sudah mengikuti timnas Argentina selama delapan tahun terakhir, kisruh ini merupakan kisah terakhir dari buruknya manajemen di AFA.

Baca juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup D, Lionel Messi Langsung Bertemu Tim Debutan

"Semestinya, mereka bisa menginformasikan keperluan di latihan terbuka dengan baik. Namun, saya tak bingung. Banyak orang tidak kompeten di AFA, dari jajaran atas mau pun bawah," tutur pria asal New York tersebut.

Pria yang dalam delapan tahun terakhir menghadiri 95 laga timnas Argentina di tiga Piala Dunia dan dua Copa America tersebut menilai bahwa AFA penuh masalah.

"Contoh, laga melawan Israel akan berlangsung baik-baik saja apabila bergulir di Tel Aviv atau kota selain Yerusalem," tuturnya.

"Namun, mereka memaksakan di Yerusalem karena presiden federasi kami dekat dengan Presiden Argentina dan ia ingin merebut hati Presiden Amerika Serikat, Donald Trump," ujarnya lagi.

Pablo juga menceritakan bagaimana AFA dijalankan seperti bisnis keluarga. Nepotisme dan korupsi marak terjadi.

"Transfer besar di Argentina selalu mencurigakan. Biaya transfer besar sering dicurigai sebagai kedok untuk money laundering," lanjutnya dengan geleng-geleng kepala.

Baca juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa

Tim nasional pun tak luput dari hal serupa. Argentina mempunyai empat pelatih dalam empat tahun terakhir dan ketidakstabilan itu hampir saja membuat mereka gagal lolos ke Rusia 2018.

"Sejauh ini kami punya beberapa pelatih yang bisa memaksimalkan Messi, tetapi tidak 10 pemain lain di sekeliling dia," ujarnya menggerutu.

Pria yang akan meliput 14 laga fase grup sepanjang Piala Dunia ini pun ragu Lionel Messi akan bisa mengangkat trofi lagi musim ini.

"Menurut saya, masalah para pemain kami adalah mentalitas. Beban untuk menang dan mempersembahkan gelar pertama bagi Argentina sejak Copa America 1993 tampaknya terlalu besar, mereka jadi takut dan tak bisa bermain lepas," kata Pablo.

Argentina memang sudah paceklik gelar bergengsi 25 tahun. Mereka pernah lolos ke final Piala Dunia 2014 dan dua kali final Copa America, tetapi selalu kandas. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BolaSport
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tahun Kolaborasi EVOS dan Pop Mie, Tingkatkan Talenta Esport Indonesia

6 Tahun Kolaborasi EVOS dan Pop Mie, Tingkatkan Talenta Esport Indonesia

Sports
Persebaya Vs Bali United, Teco Minta Bali Kerja Keras

Persebaya Vs Bali United, Teco Minta Bali Kerja Keras

Liga Indonesia
Arsenal Vs Chelsea, Arteta Salut dengan Pochettino

Arsenal Vs Chelsea, Arteta Salut dengan Pochettino

Liga Inggris
Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Liga Indonesia
Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Liga Italia
Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Liga Indonesia
Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Liga Inggris
Respons Pemain Persib Usai Ikuti 'Kelas' VAR Liga 1

Respons Pemain Persib Usai Ikuti "Kelas" VAR Liga 1

Liga Indonesia
Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Liga Italia
Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Timnas Indonesia
Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Timnas Indonesia
Inter Juara Serie A, 'Demonismo', dan Karya Master Transfer Marotta

Inter Juara Serie A, "Demonismo", dan Karya Master Transfer Marotta

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com