KOMPAS.com - Kericuhan seusai pertandingan derbi Manchester antara Manchester United dan Manchester City di Old Trafford, Minggu (10/12/2017), menyisakan beragam komentar dari sejumlah manajer di Liga Inggris. Manajer Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, termasuk yang memberikan sorotan.
Pochettino mengatakan bahwa perkelahian yang terjadi di terowongan stadion seharusnya bisa menjadi konsumsi publik.
(Baca Juga: Gara-gara Protes soal Messi, Ibrahimovic Disingkirkan Guardiola)
"Kenyataannya sekarang terowongan stadion terbuat dari kaca yang sangat besar, sangat tertutup," kata Pochettino seperti dilansir BolaSport.com dari Evening Standard.
"Mungkin Manchester City dan Tottenham perlu mengecat terowongan mereka menjadi hitam, atau malah diberi gorden yang hanya dibuka tutup ketika turun minum atau usai pertandingan," ucap pelatih asal Argentina itu.
Sambil berkelakar, Pochettino menyebut fans bisa menyaksikan dan membuka tirai terowongan tersebut asal membayar tiket dua kali lipat.
Meski menilai konflik yang terjadi antara kedua tim tersebut tidak pantas, tetapi Pochettino menyadari bahwa hal semacam ini sudah terjadi sejak lama. Pochettino kemudian menceritakan pengalamannya kala bermain untuk Paris Saint-Germain ketika menghadapi Ajaccio.
Jadi Kunci Kemenangan Barcelona, Lionel Messi dan Luis Suarez Habiskan Malam Romantis Bersama https://t.co/1z4Tf4MwOy
— BolaSport.com (@BolaSportcom) December 13, 2017
"Pada jeda pertandingan itu terjadi bentrokan besar di terowongan," ucap pria 45 tahun itu.
"Para penonton tak bisa menyaksikan insiden itu, namun situasi kala itu sangat kacau. Kadang hal semacam itu terjadi di sepak bola," katanya menambahkan.
Selain Pochettino, manajer Arsenal Arsene Wenger juga mengomentari kejadian itu. Wenger meminta tim pemenang belajar dari filosofi olahraga sumo.
Wenger yang pernah melatih tim Liga Jepang, Nagoya Grampus, menyebut pesumo yang menang tak pernah merayakan secara berlebihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.