LAMONGAN, KOMPAS.com – Kehilangan sosok Bagas Adi Nugroho dan Arthur Cunha karena cedera, membuat pelatih Arema FC Aji Santoso bereksperimen menduetkan dan Junda Irawan di jantung pertahanan, saat menghadapi Persela Lamongan di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu (21/5/2017) sore.
Hasil buruk harus dituai. Gawang tim Singo Edan bobol empat kali melalui aksi Fahmi Al Ayyubi (2 gol), Ivan Carlos, dan juga Samsul Arif. Lebih menyakitkan, pada akhir pertandingan Jad Noureddine menerima kartu kuning kedua dari wasit.
“Itu juga yang saya sayangkan. Seharusnya sebagai pemain profesional, sudah mendapatkan satu kartu kuning itu harusnya lebih berhati-hati,” tutur Aji selepas pertandingan.
Pemain kebangsaan Lebanon yang biasa bermain sebagai gelandang bertahan tersebut sudah mengantongi kartu kuning pertamanya pada menit ke-19. Namun ia terpancing emosi pada akhir pertandingan sehingga melakukan pelanggaran yang membuat wasit Thoriq M Alkatiri asal Bandung tak ragu kembali memberikannya kartu kuning.
“Tapi dia masih saja melakukan pelanggaran-pelanggaran, yang menurut saya tidak penting. Ini akan menjadi bahan evaluasi, kami akan kumpulkan semua pemain. Tapi terlepas itu, saya akan sangat mempertanggungjawabkan hasil kekalahan ini,” ucap Aji.
“Selama saya melatih Arema, pertandingan lawan Persela ini yang paling buruk. Dengan tidak adanya Bagas dan Arthur karena cedera, membuat kepercayaan diri para pemain belakang kami cukup menurun. Itu yang menjadi analisis kami kebobolan banyak gol, karena kami tidak pernah kemasukan banyak seperti ini saat masih ada Arthur dan Bagas,” ujar dia.
Pelatih kelahiran Malang ini pun mengaku, akan segera mengumpulkan elemen tim, terutama para pemain terkait evaluasi pertandingan menghadapi Persela. Karena dari pertandingan sebelumnya, tren Arema juga sudah mulai menunjukkan performa penurunan tatkala harus takluk dari tuan rumah PSM Makassar, serta ditahan seri Madura United di Malang.
“Setiap pertandingan sebenarnya penjagaan sudah kami antisipasi, ya karena tadi kami sudah kebobolan dua gol, jadi anak-anak ingin menyerang. Tapi justru itu, mereka lupa posisi. Seharusnya boleh menyerang, tapi bisa kembali balik ke posisi sewaktu counter attack, tapi tadi mereka kan tidak disiplin,” kata Aji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.