KOMPAS.com — Sepanjang 2016, sepak bola nasional diwarnai berbagai momen penting, mulai dari kompetisi substitusi, pencabutan sanksi, sampai kelahiran kembali tim nasional (timnas).
Dengan menembus final Piala AFF secara di luar dugaan, timnas menorehkan cerita manis untuk menutup perjalanan sepak bola nasional tahun ini.
Berikut ini adalah enam momen penting sepak bola nasional pada 2016:
TSC dan PT GTS
Torabika Soccer Championship (TSC) menjadi satu-satunya kompetisi sepak bola nasional yang bergulir pada 2016. Kompetisi ini menjadi pengganti sementara untuk Indonesia Super League (ISL).
Berbeda dengan turnamen-turnamen sebelumnya sejak terjadi pembekuan terhadap PSSI, TSC menggunakan format kompetisi penuh. Pertandingan pembukaan TSC dilangsungkan di Jayapura antara tuan rumah Persipura dan Persija Jakarta, Jumat (29/4/2016).
TSC berada di bawah naungan PT Gelora Trisula Semesta (GTS) sebagai operator. Dalam hal ini, PT GTS menggantikan peran PT Liga Indonesia.
Dari April hingga Desember, TSC bergulir. Gelar juara akhirnya direbut Persipura Jayapura dengan keunggulan empat angka atas Arema Cronus.
Sebelum hari spesial ini lewat, sekali lagi terima kasih untuk perjuanganmu yang tak kenal lelah. #PersipuraJuara #PersipuraJuara pic.twitter.com/SBhQgFRJaf
— PERSIPURA (@PERSIPURA_) December 18, 2016
Pencabutan sanksi
Melalui Presiden Gianni Infantino, FIFA mengumumkan pencabutan sanksi terhadap PSSI, 13 Mei 2016. Sudah sekitar satu tahun, hukuman tersebut berjalan.
Keputusan FIFA turut dilatarbelakangi kesediaan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menarik surat pembekuan terhadap PSSI yang kerap dianggap sebagai intervensi pemerintah.
Kemungkinan pencabutan sanksi terhadap Indonesia sempat berembus pada pertemuan Komite Eksekutif FIFA sekaligus pemilihan presiden baru pada Februari. Namun, pencabutan itu baru dipastikan pada kongres umum, Mei lalu.
Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan bahwa putusan tersebut diambil setelah pihaknya mendapatkan laporan bahwa Pemerintah Indonesia telah mencabut surat pembekuan aktivitas terhadap PSSI.
"Beberapa saat sebelum kongres, anggota Komite Eksekutif FIFA sudah melakukan pertemuan dan memutuskan, sanksi penangguhan terhadap Indonesia dicabut," ujar Infantino.
Menpora Imam Nahrawi telah menandatangani surat keputusan (SK) pencabutan pembekuan PSSI. Hal itu dilakukan politisi PKB tersebut pada Selasa (10/5/2016) petang WIB.
FIFA Council has today decided to lift suspension of Indonesia. Follow the #FIFACongress LIVE: https://t.co/104doojmE9
— FIFA Media (@fifamedia) May 13, 2016
Kongres
Kongres menetapkan Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI periode 2016-2020. Adapun Iwan Budianto dan Joko Driyono terpilih sebagai wakil.
Sebelum diadakan kongres pemilihan ketua umum, PSSI terlebih dahulu menggelar kongres luar biasa (KLB) pada 3 Agustus. Salah satu hasil putusan KLB adalah penyelenggaraan kongres pemilihan pada 17 Oktober di Makassar.
Akan tetapi, kongres pemilihan itu mengalami pengunduran jadwal. Hal ini tak lepas dari rekomendasi pemerintah agar kongres dilangsungkan di Yogyakarta.
FIFA pun kembali turun tangan untuk menyelesaikan persoalan sepak bola di Indonesia.
Surat FIFA tertanggal 14 Oktober tersebut ditandatangani oleh Sekjen FIFA, Fatma Samoura, dan ditujukan kepada Deputi IV Kemenpora, Gatot S Dewa Broto.
"Dalam konteks ini, kami sudah diinformasikan oleh PSSI bahwa Komite Eksekutif memutuskan untuk menunda kongres yang dijadwalkan digelar pada 17 Oktober 2016 dan ditunda hingga 10 November 2016 di Jakarta," begitu yang tertulis dalam surat FIFA kepada Kemenpora.
FIFA memberikan balasan Kemenpora dgn mengirimkan surat terkait Kongres PSSI, memutuskan untuk melaksanakan kongres 10 November di Jakarta pic.twitter.com/OgGgDrhQ2R
— KEMENPORA RI (@KEMENPORA_RI) October 15, 2016
Timnas
"Suasana saat ini memang tidak ideal. Kami harus memutuskan secara cepat. Sebelumnya, kami telah diskusi dengan ketua umum dan pihak internal lainnya sehingga memberikan keputusan ini," kata Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan, Jumat (10/6/2016).
(Baca: Alfred Riedl Kembali Besut Timnas Indonesia)
Menurut dia, atas keputusan ini, PSSI juga tidak menampik akan ada pro dan kontra, baik di kalangan media maupun masyarakat umum. Panjaitan meminta semua pihak di persepakbolaan nasional mendukung Riedl.
Periode ketiga Riedl diawali dengan hasil positif. Timnas mencatatkan kemenangan 3-0 atas Malaysia pada partai uji coba di Stadion Manahan, Solo, 6 September 2016.
Hasil ini mendongkrak posisi Indonesia di peringkat FIFA. Pada Oktober lalu, Indonesia menduduki kursi ke-179 atau naik dua setrip dari bulan sebelumnya.
(Baca: Indonesia Alami Kenaikan di Peringkat FIFA)
Piala AFF
Hal ini sempat dikeluhkan Riedl, bahkan ketika turnamen sudah berlangsung. Di depan pelatih Singapura, Thailand, dan Filipina, dia melancarkan kritik karena TSC berlangsung saat Piala AFF.
"Masa persiapan kami tidak normal. Negara kami fokus kepada liga, bukan tim nasional," kata Riedl dalam jumpa pers jelang turnamen berlangsung, 18 November lalu.
"Bayangkan saja, saat kami menjalani pertandingan pertama, ada tiga partai liga digelar. Ada pula beberapa klub yang tidak mendukung tim nasional," tutur pelatih asal Austria itu lagi.
Hanya, kendala tersebut mampu diatasi Riedl dengan mengantarkan timnas menembus final.
Boaz Solossa cs sempat membuka asa untuk mempersembahkan trofi pertama Piala AFF saat menang 2-1 atas Thailand pada final pertama, 14 Desember lalu. Namun, Thailand bisa membalas 2-0 di Bangkok pada 17 Desember dan timnas kalah agregat 2-3.
Kendati demikian, keberhasilan timnas melaju ke final itu dianggap sebagai sebuah prestasi istimewa. Tak heran, meski pada akhirnya kalah dari Thailand di partai puncak, Boaz Solossa cs tetap diapresiasi oleh masyarakat dan juga pemerintah.
Meski tak berhasil merebut Piala AFF 2016, Tim Garuda tetap mendapatkan bonus dari pemerintah.
Bonus itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat menjamu makan siang anak asuhan Alfred Riedl di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/12/2016).
"Pemerintah memberikan sedikit bonus kepada pemain, Rp 200 (juta) per pemain," ujar Jokowi.
Tanpa wakil di Asia
Sepak bola nasional kembali agak tercoreng karena kegagalan mengirimkan wakil ke Liga Champions Asia atau Piala AFC.
Berdasarkan slot alokasi AFC pada 7 Desember lalu, klub-klub Indonesia tidak tercantum di daftar peserta Liga Champions Asia maupun Piala AFC.
Diklaim Wakil Ketua Umum Joko Driyono, hal ini disebabkan tidak adanya kompetisi resmi di Indonesia pada musim lalu karena PSSI dibekukan.
Padahal, sebelumnya Persib Bandung dan Persipura sempat diusulkan menjadi wakil Asia selaku juara dan finalis ISL 2014, kompetisi terakhir sebelum pembekuan.
Keputusan gagalnya Persipura dan Persib ke Piala AFC 2017 diketahui setelah Joko beserta Sekjen PSSI, Ade Wellington, bertemu perwakilan AFC pada FIFA Summit Meeting di Singapura, beberapa waktu lalu.
Keputusan tersebut terpaksa diambil AFC. Padahal, induk sepak bola Asia tersebut sudah dua kali mengingatkan PSSI yang tengah sibuk dengan transisi kepengurusan.
"AFC sudah mengirimkan surat agar PSSI segera mendaftarkan wakilnya. Waktu itu surat dikirim pada 26 September dan 30 Oktober 2016," ucap Joko.
"Kami sudah menjelaskan kepada AFC lantaran saat itu kami tengah dalam masa sulit. Kami cukup sedih dengan keputusan ini," tutur pria asal Ngawi itu.
Selain itu, Joko juga mengatakan bahwa perwakilan klub dari Indonesia baru bisa berlaga pada Piala AFC 2018. Klub yang berada di peringkat pertama dan kedua pada Liga Indonesia 2017 yang mendapatkan jatah tersebut.
"Jadi, asumsinya Persib dan Persipura itu merupakan tim finalis pada delapan besar Indonesia Super League 2014 dan mereka sudah menjadi peserta pada Piala AFC 2015," ujar Joko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.