NYON, KOMPAS.com - UEFA akan melakukan terobosan baru soal tempat penyelenggaran final Liga Champions. Partai puncak turnamen tertinggi antarklub Eropa tersebut diwacanakan untuk kali pertama bakal digelar di luar Eropa.
Hal tersebut disampaikan Presiden anyar UEFA, Alesander Caferin, dalam wawancaranya dengan Associated Press, Kamis (20/10/2016).
Caferin mengatakan bahwa dia akan kembali menghidupkan proses tender terbuka untuk menentukan tempat digelarnya final. Caferin juga membuka kemungkinan final digelar di New York.
"Menurut saya, mungkin ini adalah ide untuk masa depan. Namun, kami harus berdiskusi mengenai wacana ini," tutur Caferin.
Caferin memiliki ide ini karena dia memandang perjalanan ke seluruh Eropa, sama lamanya dengan waktu tempuh ke Amerika Serikat.
"Contohnya untuk pergi dari Portugal menuju Azerbaijan hampir sama atau sama seperti jika Anda pergi ke New York. Bagi suporter hal tersebut bukan masalah tetapi kami harus menganalisisnya," tutur Caferin.
Sampai saat ini, UEFA tidak melakukan tender terbuka menentukan tempat menggelar final yang selama ini digelar di Eropa. Hanya saja negara yang ditunjuk menentukan sendiri stadion mana yang berhak menghelat final.
"Proses tender harus sangat jelas. Jika sebuah negara menggelar final Liga Champions atau Liga Europa lebih berdasarkan pertimbangan politis dan hal tersebut tidak bagus," ucap Caferin.
"Dengan proses prosedur tender yang jelas, saya akan memproteksi administrasi dan diri saya sendiri. Sebab, siapapun yang menghubungi kami, mendesak kami, dan meminta kami untuk memberikan dukungan, kami memiliki sebuah jawaban jelas, 'maaf ada aturan jelas kami tidak bisa melakukannya'," sambungnya.
Caferin juga menyatakan tidak akan mengubah waktu pertandingan demi memperluas pasar sepak bola di Asia yang memiliki keunggulan penonton televisi atau sponsor. Kebanyakan pertandingan Liga Champions pada 18.45 GMT, saat sebagian besar wilayah Asia sedang terlelap.
"Dari sudut pandang keuangan hal tersebut tidak ideal. Kami harus memikirkan pasar lain tetapi bagaimana untuk melakukannya saya belum tahu. China secara keuangan menarik. Sementara Amerika Serikat tidak hanya menarik secara keuangan tetapi sepak bola di sana sedang bertumbuh," ulas mantan presiden federasi Slovenia tersebut.