SAINT-ETIENNE, KOMPAS.com - Gelandang Ivan Rakitic mengaku khawatir jika Kroasia akan didiskualifikasi dari Piala Eropa 2016 setelah keributan dan aksi melempar cerawat oleh suporternya dalam pertandingan kedua Grup D melawan Rep. Ceko, Jumat (17/6/2016).
Pertandingan antara Ceko dan Kroasia berakhir imbang 2-2. Ivan Perisic (37') dan Ivan Rakitic (59') sempat membuat Kroasia unggul. Namun, Ceko bisa membalas lewat Milan Skoda (76') dan penalti Tomas Necid pada pengujung laga.
Pertandingan antara kedua tim sempat terhenti pada menit ke-86 akibat aksi suporter Kroasia melempar cerawat ke dalam lapangan, tepatnya di sekitar gawang kiper Ceko, Petr Cech.
Aksi ini cukup mengejutkan karena Kroasia sedang dalam posisi unggul 2-1. Namun, setelah pertandingan dilanjutkan, Kroasia kebobolan sehingga harus puas dengan hasil imbang 2-2.
Tindakan vandal suporter Kroasia ini bisa berdampak buruk terhadap keikutsertaan Kroasia di Piala Eropa. Hal itu lantaran UEFA berencana mengadakan penyelidikan dan menjatuhkan hukuman untuk Kroasia terkait insiden ini.
"Kita lihat saja apakah kami bisa melawan Spanyol. Kami mungkin saja harus pulang setelah apa yang terjadi," kata Rakitic kepada Marca.
"Setelah pertandingan dihentikan karena asap di lapangan, kami kehilangan ritme. Untuk gol kedua Ceko, saya tidak tahu apakah Domagoj Vida hansball atau tidak. Jadi kami bergantung pada pengamatan wasit," sambung pemain Barcelona tersebut.
Latar belakang kericuhan suporter
Saat ini, publik Kroasia merasa terasing dari tim nasionalnya dalam beberapa tahun terakhir. Mereka kehilangan kepercayaan pada Federasi Sepak Bola Kroasia (HNS) dan menganggap lembaga tersebut korup.
Hal itu tidak terlepas dari sosok Zdravko Mamic dan Damir Vrbanovic. Mamic sebagai Wakil Presiden HNS pernah didakwa menggelapkan uang saat menjabat sebabagi chief executive Dinamo Zagreb.
Direktur Eksekutif HNS, Damir Vrbanovic, juga pernah didakwa kasus yang sama.
Tahun lalu, kedua petinggi ini ditahan. Mamic kemudian dipecat dari Dinamo tetapi kedua pria tersebut masih memiliki jabatan di federasi dan keduanya berada di ruang VIP untuk menyaksikan pertandingan melawan Ceko.
Banyak suporter di Kroasia merasa tim nasional mereka dijadikan mesin uang oleh Mamic dan Vrbanovic. Sementara itu, Davor Suker yang merupakan Presiden HNS dianggap sebagai boneka oleh kedua orang ini.
Suporter yang terkenal radikal tidak keberatan dengan tindakan mereka menyakiti timnas Kroasia. Bahkan, mereka sedang berusaha untuk menyabotase tim karena kegagalan tim nasional sebagai sebuah kesempatan untuk membersihkan sepak bola negara tersebut.