Conte Kandidat Terkuat Manajer Chelsea

Sejauh ini, ada tiga kandidat terkuat calon manajer baru di Stamford Bridge, untuk menggantikan manajer interim, Guus Hiddink. Selain Conte, ada dua nama beken lainnya yakni pelatih Juventus Massimiliano Allegri, serta pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone.

Namun dari tiga nama tersebut, peluang Conte sangat besar. Sebab, Simeone, yang juga adalah mantan pemain tim ibu kota Spanyol tersebut, ditengarai enggan meninggalkan Vicente Calderon karena rasa cintanya yang besar terhadap Los Rojiblancos.

Sementara itu, Juventus tak rela melepaskan Allegri. Direktur Juventus, Giuseppe Marotta, berkali-kali menegaskan bahwa mereka akan sekuat tenaga menjadi mantan pelatih AC Milan tersebut, di samping Allegri sendiri yang ingin melupakan cerita tentang London.

"Rumor soal Chelsea tidak masuk akal," ujar Allegri.

Dengan situasi tersebut, maka Conte berada di baris terdepan untuk menjadi bos Si Biru. Apalagi, kabar yang beredar menyebutkan bahwa struktur Chelsea saat ini, mulai dari tim muda hingga skuad sekarang, disukai pelatih tim nasional Italia tersebut.

Uang tidak akan menjadi masalah, karena Abramovich siap menggelontorkan dana sesuai permintaan Conte. Prestasi yang ditunjukkan selama empat musim membesut Juventus dari 2011-2014, bisa menjadi fakta untuk meyakinkan Abramovich bahwa Conte layak mendapat semua itu.

Memang, Conte sukses membawa Juventus meraih scudetto tiga musim berturut-turut, mulai dari 2011-2012 hingga 2013-2014. Dia juga mempersembahkan gelar Piala Super Italia pada 2012 dan 2013, serta sekali menjadi runner-up Coppa Italia 2011-2012.

Saat ini Conte tengah mempersiapkan tim nasional Italia menghadapi Euro 2016 di Perancis pada musim panas nanti. Mereka meraih tiket event empat tahunan itu dengan hasil tak pernah kalah selama kualifikasi. Di Perancis, Italia akan bersaing dengan Belgia, Irlandia dan Swedia, untuk memperebutkan dua tiket dari Grup E menuju babak 16 besar.

Chelsea memecat Jose Mourinho pada Desember 2015. Manajemen mengambil keputusan itu karena Mourinho gagal mengangkat performa sang juara bertahan Premier League, yang justru berjuang terhindar dari degradasi. Hiddink pun dikontrak hingga akhir musim ini.