Keputusan Dedi didukung penuh pelatih Persib Djadjang Nurdjaman. Menurut dia, keputusan Dedi dinilai tepat pada saat kompetisi di Indonesia tak jelas. Djadjang menilai, kepergian Dedi merupakan efek dari tidak adanya kompetisi di Indonesia.
"Ini semua efek dari situasi sepak bola yang begini. Dengan berat hati saya harus merelakan. Dedi butuh masa depan karena umur sebagai pesepak bola kan terbatas jadi ketika kita halangi pun tidak bisa," kata Djadjang, di Bandung, Selasa (12/1/2016).
Djanur, sapaan akrabnya, mengaku cukup sedih dengan kepergian Dedi. Dia berharap, Dedi bisa menorehkan catatan emas di Liga Malaysia.
"Perasaannya campur aduk. Senangnya dia fenomenal, pemain asal Bandung kedua yang main di Malaysia setelah Robbi Darwis. Beratnya ya itu tadi dia aset Persib Bandung," tuturnya.
Jika melihat kemampuan Dedi, Djanur menilai pria yang akrab disapa Dado itu bisa menjadi pemain penting untuk Sabah FA.
"Dia punya ketenangan dan visi bermain, bisa mendistribusikan bola dengan baik menjadi serangan, mainnya simple. Bisa saja dia jadi bintang karena itu tadi saya sudah melihatnya sejak kecil," ungkapnya.
Djanur berharap, jika kompetisi liga Indonesia kembali bergulir, Dedi bisa kembali bergabung bersama Persib.
"Kalau sekarang ya silakan lah mumpung sepak bola lagi begini. Dedi sangat mungkin balik lagi ke sini," tambah Djanur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.