"Bilang ke teman-teman supaya tidak ribut-ribut lagi ya di lapangan," ujar Thohir singkat kepada Indra. Setelah itu, keduanya bersama Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden, Maruarar Sirait, menyempatkan untuk foto bersama.
Sebelumnya, dalam jumpa pers, Thohir menyatakan akan mengutamakan profesionalisme di ajang Piala Presiden. Selain masalah match fee, profesionalisme itu pun mencakup peraturan ketat selama pertandingan berlangsung.
"Terlepas dari segala konflik yang terjadi, Piala Presiden netral, tidak berpihak dan hanya memfokuskan keberadaannya untuk pecinta sepak bola di seluruh Indonesia," tutur Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Organizing Committee Piala Presiden
.
Sementara itu, EO Mahaka Sports, Hasani Abdul Ghani, menegaskan, pihaknya bakal serius menerapkan sejumlah peraturan ketat di ajang Piala Presiden. Peraturan itu dimaksudkan agar sepak bola Indonesia kembali tidak tercoreng dengan berbagai kericuhan yang terjadi di lapangan.
.
"Klub akan didenda sebesar Rp 100 juta apabila pemainnya mengasari perangkat pertandingan, termasuk wasit. Selain itu, kalau ada pemain berkelahi, klub akan didenda Rp 50 juta dan pemain yang bersangkutan tidak diperbolehkan lagi ikut di Piala Presiden," jelas Abdul Ghani.
Kericuhan di dalam lapangan memang bukan barang baru dalam sepak bola Indonesia. Tak hanya pertikaian antara suporter, terkadang para pemain dan perangkat pertandingan pun kerap berseteru.
Teranyar, di tengah vakumnya kompetisi sepak bola Indonesia, kericuhan di dalam lapangan kembali terjadi di ajang Piala Kemerdekaan. Pada laga antara Persis Solo melawan Persinga Ngawi pada Kamis (20/8/2015), misalnya, yang diwarnai insiden pelatih salah satu tim menanduk asisten wasit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.