Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan BOPI Larang Gunakan Atribut PSSI di Piala Presiden

Kompas.com - 25/08/2015, 20:40 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Heru Nugroho, mengungkapkan akan segera mengirim surat resmi kepada Mahaka Sports, selaku promotor Piala Presiden 2015, terkait larangan pemakaian atribut PSSI di turnamen tersebut.

Piala Presiden bakal diikuti 16 tim yang mayoritas diikuti oleh klub dari Indonesia Super League (ISL). Turnamen ini rencananya akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo di Bali, 30 Agustus.

"BOPI adalah salah satu lembaga bentukan pemerintah sehingga memiliki satu perspektif sama, yaitu di mata pemerintah PSSI belum beraktivitas karena masih dibekukan," ujar Heru kepada Kompas.com, Selasa (25/8/2015).

Sementara itu, terkait perangkat pertandingan, Heru menuturkan, penugasannya haruslah bersifat profesional. Menurut dia, promotor akan dianggap melanggar kesepakatan jika perangkat pertandingan itu ditugaskan secara formal melalui PSSI.

"Jadi, mereka (perangkat pertandingan) ditugaskan melalui kontrak profesional saja dengan Mahaka. Jadi, hal tersebut tidak masalah dan sah-sah saja tidak melanggar kesepakatan," jelas Heru.

Heru menambahkan, larangan penggunaan atribut PSSI di ajang Piala Presiden 2015 sudah disepakati bersama Mahaka saat menggelar pertemuan, Senin (24/8/2015). Ia pun mengaku bakal segara mensosialiasikan perihal kesepakatan tersebut secara resmi.

"Sekarang baru penyampaian lisan saja. Hari ini kami sedang rumuskan surat resmi dan mungkin besok akan diedarkan," kata Heru.

Piala Presiden bakal diikuti 16 tim yang mayoritas diikuti oleh klub dari Indonesia Super League (ISL). Turnamen ini rencananya akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo di Bali, 30 Agustus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com