Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petr Cech, dari "Winger" Menjadi Penjaga Gawang Top

Kompas.com - 01/08/2015, 23:30 WIB
KOMPAS.com - Pemain anyar Arsenal Petr Cech mengungkapkan bahwa dirinya tak pernah berpikir bakal menjadi seorang penjaga gawang top, karena ketika mulai bermain sepak bola pada, dirinya merupakan seorang pemain sayap. Tetapi cedera patah kaki pada usia 10 tahun membuat pria 33 tahun ini terpaksa beralih posisi menjadi kiper.

Cech pindah ke Emirates Stadium pada musim panas ini setelah Arsenal membelinya dari Chelsea dengan harga 11 juta poundsterling (sekitar Rp 232,087 miliar). Pemain internasional Ceko ini memutuskan angkat kaki dari Stamford Bridge lantaran telah kehilangan posisi sebagai pemain utama, setelah selama satu dekade tak tergantikan.

Selama mengawal gawang The Blues, Cech tampil sangat impresif sehingga mampu mempersembahkan empat gelar Premier League, empat Piala FA, tiga Piala Liga dan satu trofi Liga Champions. Tetapi pada musim lalu, manajer Jose Mourinho memilih Thibaut Courtois sebagai kiper utama, sehingga Cech merasa sudah saatnya mencari tantangan bersama klub lain.

Gayung bersambut, Arsenal langsung mengajukan tawaran, karena The Gunners selalu mengalami krisis penjaga gawang. Manajer Arsene Wenger berharap Cech bisa menjadi solusi penjaga gawang The Gunners untuk mewujudkan impian meraih gelar Premier League yang terakhir kali diraih pada musim 2003-04.

Meskipun kini menjadi kiper andalan, ternyata pada awalnya Cech bukan seorang penjaga gawang. Itu terungkap dari kisahnya mengenai hidup dan kariernya.

"Aku tak pernah berpikir menjadi penjaga gawang. Aku adalah kiper hoki es dan ketika mulai bermain sepak bola, aku seorang gelandang atau sayap kiri," ujar Cech kepada Arsenal Magazine.

"Kadang-kadang pada akhir sesi latihan, ketika anda melakoni permainan bebas tanpa kiper, di mana pemain paling belakang berperan sebagai kiper, aku pergi ke gawang karena aku ingin melihat perbedaan antara gawang besar dan kecil di hoki es."

"Pelatih melihatku beberapa kali dan suatu hari, penjaga gawang kami tidak datang untuk pertandingan. Kami tak memiliki kiper dan seseorang harus bermain di sana, tetapi tak ada yang mau. Dia menunjuk aku dan mengatakan 'Aku sudah melihat kami beberapa kali di gawang dan kamu melakukannya dengan baik. Kami bisa mencoba itu'."

"Aku mengatakan bahwa aku hanya melakukannya untuk satu pertandingan dan ternyata kami mengakhiri laga dengan sangat baik. Hari berikutnya, ketika aku datang untuk latihan, pelatih penjaga gawang membawaku dan mengatakan bahwa aku harus tetap bersama dia."

"Namun pelatihku tak mau mendengarkannya. Sekitar satu tahun, aku bermain di tengah atau di gawang, tergantung lawan. Kemudian ketika kira-kira berusia 10 tahun aku mengalami patah kaki dan perlu waktu pemulihan. Aku tak bisa berlari dan mengalami rasa sakit yang sangat lama."

"Berada di gawang berarti anda bisa duduk, bisa berbaring, bisa menangkap bola dan anda bisa bekerja dan latihan. Itulah yang membuat perbedaan sangat besar dalam hidupku karena momen tersebut membuat aku menjatuhkan pilihan tetap di gawang."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Arsenal
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Barcelona Vs PSG, Bukan Pertarungan Xavi dan Luis Enrique

Barcelona Vs PSG, Bukan Pertarungan Xavi dan Luis Enrique

Liga Champions
Peringatan Pochettino kepada Jackson dan Madueke yang Rebutan Penalti

Peringatan Pochettino kepada Jackson dan Madueke yang Rebutan Penalti

Liga Inggris
Piala Asia U23, STY Sebut Timnas Indonesia Dibuat Tak Nyaman Jelang Vs Qatar

Piala Asia U23, STY Sebut Timnas Indonesia Dibuat Tak Nyaman Jelang Vs Qatar

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Vs Qatar, Reaksi Ivar Jenner Usai Kartu Merah Kontroversial

Timnas U23 Indonesia Vs Qatar, Reaksi Ivar Jenner Usai Kartu Merah Kontroversial

Timnas Indonesia
Top Skor Liga Inggris: Cole Palmer-Haaland Teratas dengan 20 Gol

Top Skor Liga Inggris: Cole Palmer-Haaland Teratas dengan 20 Gol

Liga Inggris
Prediksi Skor Barcelona Vs PSG Leg Kedua 8 Besar Liga Champions

Prediksi Skor Barcelona Vs PSG Leg Kedua 8 Besar Liga Champions

Liga Champions
Piala Asia U23 2024, Timnas Indonesia Protes ke AFC Usai Wasit Kontroversial

Piala Asia U23 2024, Timnas Indonesia Protes ke AFC Usai Wasit Kontroversial

Timnas Indonesia
STY Nilai Laga Indonesia Vs Qatar seperti Pertunjukan Komedi

STY Nilai Laga Indonesia Vs Qatar seperti Pertunjukan Komedi

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Kata Pelatih Qatar Usai Kalahkan Timnas Indonesia

Piala Asia U23 2024, Kata Pelatih Qatar Usai Kalahkan Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas U23 Indonesia Usai Dibekuk Qatar, Bangkit Lawan Australia

Jadwal Timnas U23 Indonesia Usai Dibekuk Qatar, Bangkit Lawan Australia

Timnas Indonesia
Jadwal Leg Kedua 8 Besar Liga Champions 2023-2024, Barcelona Vs PSG, Dortmund Vs ATM

Jadwal Leg Kedua 8 Besar Liga Champions 2023-2024, Barcelona Vs PSG, Dortmund Vs ATM

Liga Champions
Biang Kekalahan Timnas U23 Indonesia dari Qatar

Biang Kekalahan Timnas U23 Indonesia dari Qatar

Timnas Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Man City Pertama, Chelsea 10 Besar Usai Pesta Gol

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Man City Pertama, Chelsea 10 Besar Usai Pesta Gol

Liga Inggris
Hasil Chelsea Vs Everton: Sensasi 4 Gol Palmer, The Blues Pesta

Hasil Chelsea Vs Everton: Sensasi 4 Gol Palmer, The Blues Pesta

Liga Inggris
Klasemen Piala Asia U23 2024: Qatar Puncaki Grup A Usai Bekuk Indonesia

Klasemen Piala Asia U23 2024: Qatar Puncaki Grup A Usai Bekuk Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com