Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Perjalanan ke Liverpool: Anfield yang Penuh Magis dan Melwood yang Mewah

Kompas.com - 09/05/2015, 06:02 WIB
KOMPAS.com - Pagi ini, Kamis (7/5/2015), matahari pagi menyapa diriku setelah sinarnya menembus kaca jendela kamar hotel tempat saya menginap di kawasan Liverpool One. Padahal sehari sebelumnya, saya bersama rombongan Standard Chartered Trophy 2015 yang terdiri dari tujuh pemain futsal tim BIGREDS serta dua wartawan (saya dan wartawan BOLA) dan satu rekan dari pihak Standard Chartered, disambut hujan deras sejak kami tiba di bandar udara Manchester hingga sampai ke Liverpool.

Meskipun tak ada yang pasti mengenai cuaca di Liverpool (dan Eropa pada umumnya) karena dalam sekejab bisa saja langsung mendung dan hujan, tetapi suhu udara sekitar pukul 9.30 pagi itu jauh lebih bersahat dibandingkan kemarin, karena berada pada 12 derajat celcius (hanya lebih tinggi dua derajat dibandingkan saat saya menjejakkan kaki di Inggris). Tak ada angin kencang, dan hadirnya sinar matahari membuat semangat lebih "hidup".

Tepat pukul 10.00, semua rombongan peserta turnamen Standard Chartered Trophy yang berasal dari 10 negara (termasuk Indonesia), berangkat dari hotel menuju The Academy Liverpool Football Club alias Akademi Sepak Bola Liverpool di Simonswood Lane, Kirkby. Perjalanan tersebut, yang menggunakan bus memakan waktu kira-kira setengah jam, dan melewati Goodison Park, yang merupakan markas klub rival sekota Liverpool FC, Everton.

Memasuki kawasan Akademi Sepak Bola Liverpool, larangan merokok di area tersebut terpampang jelas di gerbang utama. Kemudian, di setiap tiang yang terpasang di pinggir jalan digantung foto para pemain jebolan akademi tersebut, di antaranya Steve McManaman, Michael Owen, Jamie Carragher, dan tentu saja yang saat ini menjadi kapten tim, Steven Gerrard.

KOMPAS.COM/ALOYSIUS GONSAGA ANGI EBO Tiga pemain BIGREDS Indonesia, Rizky Auliya (kiri), Faizal Adil (tengah) dan Dwiky Ananda berpose di depan pintu gerbang menuju lapangan Akademi Sepak Bola Liverpool.
Dua bus yang ditumpangi rombongan berhenti tepat di depan gerbang lapangan akademi tersebut. Di atas gerbang tertulis "The Stephen Parker Memorial Pitch", yang merupakan penghormatan atas pemain Akademi Liverpol U-9 yang meninggal pada 25 November 2012.

Seperti yang sudah diduga, semua peserta, termasuk saya, tak menyia-nyiakan kesempatan untuk berpose di depan gedung akademi tersebut, yang terdiri dari dua lantai. Setelah itu, para kontestan Standard Chartered Trophy mengikuti coaching clinic yang diberikan oleh empat pelatih tim Akademi Liverpool, dan dilanjutkan dengan pertandingan penyisihan grup turnamen tersebut (menggunakan empat lapangan). BIGREDS, yang tergabung di Grup B, memainkan tiga pertandingan.

DOKUMEN PRIBADI Kompas.com berpose di depan Akademi Sepak Bola Liverpool (Tha Academy Liverpool Football Club)
Sekitar pukul 13.30, peserta turnamen, termasuk saya, mendapat kesempatan melakukan tur ke Anfield, yang jarak tempuhnya dari Akademi Liverpool sekitar 20 menit. Ini menjadi momen yang ditunggu semua peserta, karena dipastikan bisa masuk ke markas utama klub raksasa Premier League, Liverpool FC.

Saat bus berhenti di pelataran Anfield, suasana menjadi sangat ramai karena semua peserta melakukan aktivitas serupa, yakni foto di depan Pasley Gateway (gerbang Paisley) dan juga patung Bill Shankly, yang terletak di samping kanan Bootroom Sports Cafe. Rasa lapar seolah-olah hilang, sehingga pihak Anfield harus memberikan teguran dan perintah agar lebih dulu makan siang sebelum diberikan kesempatan masuk ke Anfield.

KOMPAS.COM/ALOYSIUS GONSAGA ANGI EBO Suasana di depan Boot Room Anfield. Di sini terdapat toko resmi Liverpool.
Pukul 15.15, setelah semua negara peserta mendapat kesempatan foto bersama dengan manajer Liverpool, Brendan Rodgers, usai makan siang, tur Anfield dimulai. Saya bersama BIGREDS dan empat negara (Malasia, Korea Selatan, Sri Lanka dan Vietnam) mendapat giliran kedua untuk masuk Anfield--giliran pertama diberikan kepada Hongkong, Kenya, Nigeria, Singapura dan Zambia.

Ryan, yang menjadi pemandu tur Anfield, sangat antusias memberikan penjelasan mengenai apa yang ada di stadion kebesaran The Reds. Dimulai dari tempat pembelian tiket, media room, hingga boot room (yang pada tahun 1960-an hingga 1990-an merupakan tempat staf pelatih duduk, minum whisky dan berdiskusi tentang tim serta cara mengalahkan lawan).

Selanjutnya, para peserta tur dibawa ke ruang ganti pemain Liverpool. Di sana tergantung rapi kostum para pemain The Reds, mulai dari kiper Simon Mignolet yang terletak di sisi kiri ruangan hingga kostum milik Raheem Sterling di sisi kanan.

Yang paling menarik perhatian adalah kostum milik sang kapten, Steven Gerrard. Kostum bernomor punggung delapan itu paling banyak menjadi obyek foto, termasuk saya yang harus antre mendapat giliran berpose di depan baju pemain jebolan akademi Liverpool tersebut, yang musim depan meninggalkan The Reds untuk bergabung dengan klub MLS.

KOMPAS.COM/ALOYSIUS GONSAGA ANGI EBO Kompas.com berpose di depan kostum kapten Liverpool, Steven Gerrard, yang tergantung di ruang ganti tim tuan rumah di Anfield.
Dari sana, kami diarahkan ke lapangan Anfield. Inilah momen yang paling dinantikan diriku, dan tentu saja semua peserta tur.

Setelah menuruni beberapa anak tangga di lorong yang lebarnya hanya untuk dua orang, terlihat hamparan rumput hijau yang terpotong dan terawat sangat rapi. Sudah bisa ditebak, inilah lapangan Anfield.

Kembali, berpose menjadi aktivitas utama, sambil merasakan magis stadion kebanggaan Si Merah yang dibangun pada 1884 tersebut. Apalagi, rekaman suara riuh suporter diperdengarkan, membuat saya merasa seperti menyaksikan sebuah pertandingan secara langsung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com