"Secara psikologis, saya dan pemain Arema lainnya jelas takut dikenai sanksi oleh FIFA. Itu yang ditakutkan para pemain. Selain itu, pemain jelas sangat dirugikan dengan keputusan bahwa Arema tak bisa ikut kompetisi," kata Kurnia Meiga kepada Kompas.com, Senin (27/4/2015), yang ditemui saat akan bermain bola di jalan, di depan rumah Cristian Gonzales, di kompleks perumahan Puncak Dieng Eksekutif, Malang.
Menurut Meiga, para pemain Arema harus menghidupi anak istri dan kedua orangtuanya. "Para pemain harus menghidupi keluarganya dari bermain sepak bola. Harapan saya, semoga kompetisi tetap berjalan. Menpora juga bisa membantu Arema untuk ikut kompetisi," harapnya.
Saat ini, ujar Meiga, dirinya serta pemain lainnya masih terikat kontrak dengan Arema. "Saya pribadi kini merasa bingung dengan kondisi yang belum pasti ini. Saya dan pemain lainnya jelas resah dan ragu, apakah masih lanjut atau tidak," katanya.
Karena pemain Arema tak bisa main di lapangan, tambah suami dari Aziera Adzkia Fatir itu, pihaknya bermain di jalan sambil refreshing.
"Karena tidak bisa main di lapangan, kami refreshing main di jalanan. Ini karena kami dilarang main di lapangan oleh Menpora dan BOPI," akunya.
Lebih lanjut, Meiga dan pemain Arema lainnya masih menunggu keputusan dari Menpora dan BOPI. "Jika sudah ada keputusan, baru bisa pulang kampung. Jika tak ada kejelasan, aku tak bisa pulang kampung," ujarnya.
Meiga bersama istrinya bermain bola di jalan, tepatnya di depan rumah Cristian Gonzales, di Perum Puncak Dieng Eksekutif, Malang. Tak hanya Meiga dan istrinya, Gonzales bersama istri dan anak-anaknya yang masih kecil juga ikut bermain bola di jalan.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Menpora dan juga sebagai partisipasi atas aksi Aremania, yang juga bermain bola di jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.