KOMPAS.com — Striker Juventus, Carlos Tevez, berkisah tentang masa kecilnya. Kehidupan Tevez kecil di Argentina lekat dengan narkoba dan pembunuhan.
Tevez tumbuh di Barrio Ejercito de Los Andes, pinggiran Buenos Aires, Argentina. Daerah yang lebih dikenal dengan sebutan Fuerte Apache ini merupakan lingkungan rawan kejahatan. Kebanyakan penduduk di sana dilanda kemiskinan.
"Masa kecilku keras. Aku hidup di daerah di mana narkoba dan pembunuhan menjadi bagian kehidupan sehari-hari," papar Tevez.
"Akan tetapi, aku memilih jalanku sendiri. Aku tak pernah membenarkan narkoba dan pembunuhan," kata Tevez.
Tevez beruntung. Dia bukanlah satu-satunya bocah Fuerte Apache yang memiliki bakat sepak bola. Sahabat Tevez, Dario Coronel, juga memiliki potensi besar. Keduanya sempat berduet di tim yunior Santa Clara.
Sayang, nasib Coronel berbanding terbalik dengan sahabatnya. Lantaran pengaruh sekitar, Coronel menjadi perampok dan pengedar narkoba. Lebih ironis lagi, dia bunuh diri pada usia 17 tahun.
"Dia memiliki segalanya yang dibutuhkan untuk sukses. Tetapi, dia memilih jalur lain, kriminalitas dan obat-obatan. Hingga akhirnya, dia tak bersama kita lagi. Ini bukan perkara keberuntungan, tetapi memilih jalan lebih mudah," ujar Tevez.
Hingga kini, Tevez masih sering mengenang Coronel. "Kami bersama dalam 24 jam sehari. Meskipun pindah ke klub yang berbeda, kami tetap bersama sepanjang hari," aku Tevez.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.