Hingga kini, sebagaimana warta Reuters pada Selasa (10/2/2015), Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mesir mengklaim 19 suporter tewas. Sementara, kantor kejaksaan Mesir mencatat ada 22 korban jiwa.
Data dari kelompok pendukung fanatik klub Zamalek, Ultras Ksatria Putih menunjukkan angka berbeda. Di laman Facebook, kelompok ini mengatakan 28 anggotanya menjadi martir.
Namun, berapa pun tepatnya korban yang jatuh, sementara ini tidak akan ada pertandingan sepak bola dari tiga divisi kompetisi teratas di Mesir atau di level minor terkait tragedi tersebut.
Kerusuhan berakibat kematian pecah ketika sejumlah pendukung terinjak-injak dalam desak-desakan. Sebelumnya, polisi menembakkan gas air mata pada para pendukung Zamalek yang mencoba masuk ke stadion untuk pertandingan saat laga melawan tuan rumah, ENPPI. Pertandingan berakhir dengan skor imbang 1-1. "Asosiasi Sepak Bola Mesir telah memutuskan untuk menghentikan toal semua kegiatan sepak bola di semua level liga untuk berduka atas korban tragedi yang terjadi di pertandingan Zamalek-ENPPI," kata pernyataan resmi federasi Mesir di situs mereka.
Akibat tragedi itu, Zamalek menunda konferensi pers yang dijadwalkan dilangsungkan hari Senin. Rencananya, pada acara tersebut, Zamalek, klub Liga Primer Mesir yang berbasis di Giza itu akan memperkenalkan pelatih baru asal Portugal, Jesualdo Ferreira. Pelatih berumur 68 tahun itu sebelumnya pernah melatih Benfica, Porto, Sporting Lisbon, dan beberapa klub lainnya. Namun, dengan adanya larangan panjang yang tak ditentukan batasnya tersebut, sang pelatih anyar mungkin harus hengkang sebelum memulai karier di Mesir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.