Pertandingan partai final ideal yang mempertemukan dua tim Amerika Latin yang belum terkalahkan sejak babak penyisihan grup ini, menjadi puncak turnamen internasional yang juga akan disiarkan secara langsung oleh KompasTV dan channel Bola Indonesia K-Vision mulai pukul 18.00 WIB.
Dapat dipastikan, adu skill ketajaman amunisi di sektor serang dan bertahan akan menjadi tontonan menarik dalam laga ini. Estudiantes, klub yang menelurkan banyak pemain kelas dunia, seperti Sebastian Veron melaju ke final setelah mengalahkan wakil Eropa Valencia 3-1. Sementara SC Internacional menang meyakinkan 2-0 atas tim semenanjung Iberia lainnya, FC Porto.
Jika melihat statistik penampilan kedua tim, SC International lebih baik dibanding Estudiantes. Tim polesan pelatih Richardo Cobalchini ini menjadi tim yang paling produktif dengan torehan 17 gol dan hanya dua kali kebobolan. Catatan lain, yang patut diwaspadai Estudiantes adalah margin angka kemenangan Internacional yang selalu berselisih jauh dengan lawan. Hanya dua laga terakhir Internacional yang tak memberikan skor mencolok sebelum partai final, yakni ketika melawan Frenz United Indonesia 1-0 dan FC Porto 2-0.
Dalam jumpa pers di Palembang, Selasa kemarin, Cobalchini mengatakan, tak ada strategi khusus dalam menghadapi Estudiantes. Dia hanya menginstruksikan para pemainnya untuk memanfaatkan waktu istirahat sebelum final untuk memulihkan kebugaran fisik.
"Kami merasa lelah karena sudah melewati pertandingan yang keras, dan estudiantes bermain tiga puluh menit lebih lama dari kami karena mereka harus melewati perpanjangan waktu. Akan tetapi, apapun keadaannya tim kami siap, walaupun nanti kami juga mungkin akan menghadapi perpanjangan waktu dengan mereka," ujar Cobalchini.
Sementara Estudiantes datang sebagai tim dengan sektor pertahanan terkokoh selama gelaran kompetisi. Mereka tampil impresif di fase grup tanpa sekalipun kebobolan. Gawang mereka baru kebobolan satu gol kala melawan Gamba Osaka di babak perempat final dan satu gol tambahan akibat kesalahan kiper pada partai semifinal kontra Valencia FC.
Melawan rival sebenua, sang juru taktik Estudiantes Hermes Desio mengatakan, dia juga tak akan merombak komposisi permainan tim. Pemain andalannya Lattanzio Carlo Maria sedang dalam kondisi fit dan siap diturunkan menjadi ujung tombak tim. Desio juga mengandalkan kesigapan Lazarte Ulises dalam menahan gempuran serangan di pilar gawang. Selain itu permainan impresif duet Miranda Ezequiel Fernando dan Sosa Emanuel Alejandro di sektor gelandang akan menjadi modal kuat Estudiantes untuk menghadapi SC Internacional.
"Pemain kami punya rasa percaya diri yang tinggi. Mereka melewati laga-laga sulit dengan brilian dan fokus terakhir kami tinggal partai final. Kami ingin terus mempertahankan tren positif dan menutup turnamen ini dengan sempurna," kata Desio.
Menurut Desio, laga final ini akan berlangsung sulit dan ketat. Gaya permainan timnya dengan Internacional tidak terlalu berbeda. "Kami lebih suka bermain melawan tim dari benua lain. Jika melawan sesama tim Amerika latin, pertandingannya jauh lebih sulit," kata Desio.
Pemain gelandang Estudiantes, Fernando, mengatakan laga final ini merupakan pertaruhan gengsi negara. "Kami tidak ingin dipermalukan tim Brasil. Saya pikir, mereka pun tidak ingin kami permalukan juga. Ini laga yang seru dan ketat. Kami ingin menang, mereka juga," ujar Fernando.
Turnamen U-18 Frenz Internasional Championship 2015 diikuti 16 tim perwakilan dari beberapa negara di benua Asia, Eropa dan Amerika. Tim Asia menampilkan Gamba Osaka, Kashima Antlers, Chonburi, Guangzou Evergrande, Frenz United Malaysia dan Frenz United Indonesia. Adapun tim dari Eropa yang berpartisipasi, yakni Valencia, FC Porto, Tottenham Hotspur, Liverpool dan Feyenoord. (OTW)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.