JAKARTA, KOMPAS.com - Perjuangan anak-anak Sekolah Sepak Bola Rajawali Muda selama 30 pekan di ajang Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic musim 2014 membuahkan prestasi maksimal yakni menduduki posisi puncak klasemen akhir. Pada pertandingan LKG U-14 pekan terakhir, Minggu (21/12), di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, SSB Rajawali Muda mengalahkan SSB Annisa Pratama, 4-1.

Rajawali Muda mengemas 66 poin hasil dari 21 kali menang, 5 kali seri, dan 4 kali kalah. Di peringkat kedua adalah SSB Bina Taruna yang mengumpulkan 59 poin, dan peringkat ketiga milik SSB Kabomania yang meraih 56 poin. LKG U-14 tidak menggunakan istilah juara tapi peringkat. Alasan yang mendasarinya, LKG U-14 bukan turnamen untuk memperebutkan juara, tapi kompetisi usia dini untuk mengajarkan sportivitas dan peraturan sepak bola.

Kapten Rajawali Muda, Taufan Fandi, mengungkapkan, bertanding di LKG U-14 melelahkan karena berlangsung 30 pekan mulai April sampai Desember 2014. Tim Rajawali Muda sebelum tampil di babak reguler juga bertanding di babak play off sebanyak enam pertandingan. ”Capek tapi sekarang terbayar lunas. Saya bermain di semua pertandingan Rajawali Muda,” kata pemain belakang yang bercita-cita menjadi pemain Arema itu.

Pelatih Rajawali Muda, Budiono, mengungkapkan, prestasi tim asuhannya ditentukan oleh pemain. Pemain memahami instruksi pelatih, cerdik di lapangan, dan bersikap dewasa.

Rajawali Muda adalah tim yang pernah mengalami jatuh-bangun. Pada LKG U-14 musim 2012, Rajawali Muda menduduki peringkat ketiga. Sebagai tim peringkat ketiga seharusnya Rajawali Muda otomatis masuk LKG U-14 musim 2013. Namun, Rajawali Muda kena sanksi harus ikut play off karena masalah administrasi.

Tim yang bermarkas di Serpong, Tangerang Selatan, itu gagal di play off sehingga absen pada musim 2013. Pada musim 2014, Rajawali Muda bangkit lagi setelah lolos dari babak play off hingga menjadi peringkat pertama.

”Kami melakukan persiapan yang cukup bagus. Selama masa persiapan, teknik individu kami tekankan. Pemain juga harus disiplin, setiap hari latihan. Kalau mau jadi tim terbaik harus latihan,” ujar Budiono.

Budiono mengatakan, pengalaman paling berharga bagi pemain Rajawali Muda selama mengikuti LKG U-14 adalah tampil di Piala Gothia di Gothenburg, Swedia. ”Pemain mendapat kesempatan tampil di pertandingan internasional,” ujarnya.

Nominasi Piala Gothia

Penutupan LKG U-14 musim 2014 dihadiri Sekjen PSSI Joko Driyono dan Direktur Teknik PSSI Pieter Huistra. Joko dalam sambutannya mengatakan, PSSI memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kompas Gramedia atas pembinaan sepak bola usia dini.

”PSSI sudah lama tidak menggelar kompetisi usia dini. LKG U-14 memberikan pelajaran kepada kita semua tentang kompetisi usia dini. Kompetisi semacam ini adalah upaya yang tidak mengenal lelah dan tentu saja menghabiskan banyak energi,” kata Joko.

Joko mengharapkan kompetisi seperti LKG U-14 diikuti di daerah-daerah selain Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang.

Wajah ceria bukan hanya milik pemain Rajawali Muda. Sebanyak 24 pemain lainnya tersenyum setelah namanya terpilih sebagai nominasi pemain Piala Gothia 2015. Pemilihan pemain dilakukan oleh tim pemantau bakat dari Universitas Negeri Jakarta.

Para pemain itu akan bertanding di Piala Gothia bulan Juni 2015 kategori U-15. Mereka akan diseleksi lagi dari 24 menjadi 18 pemain. Musim sebelumnya, pemain LKG tampil di Piala Gothia kategori U-14. Perubahan dilakukan Komite LKG U-14 agar persiapan tim ke Piala Gothia lebih baik.

Direktur Kompetisi LKG U-14 Adi Prinantyo mengungkapkan, kriteria pemilihan pemain tidak hanya kemampuan teknik, namun termasuk sikap pemain. ”Hal ini kerap menimbulkan perbedaan pendapat antara tim pemantau bakat, orangtua, dan pengelola SSB,” katanya.

Pemain yang sudah terpilih menjadi skuad timnas U-16 tidak dipilih ke Piala Gothia. Sembilan pemain yang pernah ke Piala Gothia 2014 terpilih kembali ke Piala Gothia 2015. (WAD)