Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejahatan di Sepak Bola Indonesia

Kompas.com - 31/10/2014, 09:34 WIB
Ary Wibowo

Penulis

KOMPAS.com - Kekerasan dan kecurangan sudah menjadi kebiasaan dalam sepak bola Indonesia. Dua kejahatan itu seakan-akan menjadi aktivitas rutin, sampai masyarakat tidak merasa aneh lagi.

Lihatlah apa yang terjadi dalam kompetisi Divisi Utama sepak bola negeri ini. Berita-berita dari kompetisi itu lebih banyak bukan lagi persoalan sepak bola, melainkan tentang kerusuhan, ketakutan pemain yang bertandang, skandal pengaturan skor, dan kepemihakan wasit kepada tuan rumah.

Teranyar, contoh masalah itu bisa dilihat dari hasil laga terakhir Grup N Divisi Utama antara tuan rumah, PSS Sleman melawan PSIS Semarang di Stadion Sasana Krida, Minggu (26/10/2014). PSS menang 3-2 atas PSIS. Tetapi, kelima gol dalam pertandingan tersebut berasal dari gol bunuh diri!

Jika menggunakan akal sehat, dapatkah dibayangkan bagaimana bisa seorang pesepak bola menceploskan bola ke gawang sendiri lalu tampak berlari kegirangan sembari melakukan selebrasi. Bagaimana bisa pula gol-gol bunuh diri yang tercipta dirayakan oleh suporter timnya sendiri?

Bisa dibayangkan juga motif apa yang membuat para pemain kedua tim melakukan hal menjijikkan tersebut? Apakah mereka ingin menghindari tim-tim hebat dari Eropa? Atau apakah mereka sudah tahu bakal menerima "bencana" jika melawan calon lawannya di pertandingan semifinal nanti?

Belum lagi, peristiwa itu pun terjadi sepekan setelah laga Divisi Utama lainnya antara Persis Solo dan Martapura FC di Stadion Mahanan Solo, Rabu (22/10/2014), berakhir ricuh. Tidak hanya ricuh, laga itu akhirnya memakan korban jiwa setelah satu orang suporter ditemukan tewas seusai pertandingan.

Cerminan
Itulah cerminan sepak bola Indonesia. Bukan sportivitas atau kejutan-kejutan untuk meraih prestasi membanggakan, melainkan kekerasan dan kecuranganlah yang kerap menguasainya di lapangan.

Toh, ini bukan kali pertama, "sepak bola gajah" terjadi di dunia sepak bola Indonesia. Dan bukan kali pertama juga, anak-anak negeri tewas mengenaskan akibat pertikaian-pertikaian dalam sepak bola di dalam negeri.

Pada Januari 1988, Persebaya takluk 0-12 dari Persipura Jayapura di Stadion Gelora 10 Nopember. Persebaya dikabarkan "sepakat" untuk kalah dengan skor telak seperti itu agar PSIS Semarang tersingkir karena kalah selisih gol dari Persipura.

Tidak hanya di level klub, mantan bek timnas Indonesia, Mursyid Effendi, juga pernah mencetak gol bunuh diri saat menghadapi Thailand agar Indonesia tidak bertemu dengan Vietnam di ajang Piala Tiger 1998. Akhirnya, Effendi menerima sanksi larangan tampil seumur hidup di pertandingan internasional dari FIFA.

Untuk masalah kerusuhan antarsuporter, pada 2013 sempat terjadi insiden jauh lebih mengerikan. Lihat saja insiden empat suporter tewas hanya dalam sepekan seusai menyaksikan pertandingan Persija Jakarta melawan Persib Bandung pada 27 Mei dan Persebaya 1927 kontra Persija Jakarta pada 3 Juni.

Kenapa?
Atas berbagai fakta-fakta mengerikan itu, rasanya masyarakat Indonesia sudah bosan jika terus-terusan mengumpati PSSI. Sudah bosan pula kita menyerukan PSSI untuk membenahi karut marutnya kompetisi sepak bola di negeri ini. Mengapa bosan? Karena masalah itu masih terus terjadi.

Lantas, apa yang salah sehingga kekerasan dan kecurangan seperti itu terus terjadi di lapangan sepak bola? Daripada terus-terusan meminta pertanggung jawaban PSSI, saya pribadi lebih memilih untuk mengkritik pola pikir mereka dan manusia-manusia yang menghuni alam raya bernama, INDONESIA.

Legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer, pernah berkata seperti ini: Sepak bola adalah cerminan sebuah bangsa. Pernyataan Beckenbauer itu pun rasanya tepat jika dialamatkan untuk kondisi yang terjadi di dalam negeri ini.

Kejahatan ditandai dengan merosotnya sopan santun dan moral. Di luar sepak bola, tidak sulit mencari contoh masalah tersebut. Toh, sebelum aksi "adu gol bunuh diri" di Sleman, masyarakat Indonesia sempat dipertontonkan lelucon membosankan para anggota DPR di sidang paripurna beberapa waklu lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Vs Korea Selatan, STY Sebetulnya Ingin Melawan Jepang

Indonesia Vs Korea Selatan, STY Sebetulnya Ingin Melawan Jepang

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Bali United 0-2, Irfan Jaya dkk ke Championship Series

Hasil Persebaya Vs Bali United 0-2, Irfan Jaya dkk ke Championship Series

Liga Indonesia
Rizky Ridho Cerita Assist ke Witan, Hasil Amarah Shin Tae-yong

Rizky Ridho Cerita Assist ke Witan, Hasil Amarah Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Kelebihan dan Kekurangan Timnas U23 Korsel di Mata Jurnalis Korea

Kelebihan dan Kekurangan Timnas U23 Korsel di Mata Jurnalis Korea

Timnas Indonesia
Siaran Langsung & Jadwal Tim Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Siaran Langsung & Jadwal Tim Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Indonesia Vs Korea Selatan, Gelandang Korsel Puji Gaya Bermain Garuda Muda

Indonesia Vs Korea Selatan, Gelandang Korsel Puji Gaya Bermain Garuda Muda

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan, Rekor STY dengan Sang Kawan Lama Hwang Sun-hong

Indonesia Vs Korea Selatan, Rekor STY dengan Sang Kawan Lama Hwang Sun-hong

Timnas Indonesia
Persik Vs PSS, Macan Putih Ingin Tutup Laga Kandang dengan Happy Ending

Persik Vs PSS, Macan Putih Ingin Tutup Laga Kandang dengan Happy Ending

Liga Indonesia
Nathan Tjoe-A-Oen Kembali Perkuat Timnas, Ada 'Peran' Suporter

Nathan Tjoe-A-Oen Kembali Perkuat Timnas, Ada "Peran" Suporter

Timnas Indonesia
Lobi Ketum dan Suporter Jadi Kunci, Nathan 'Terbang' demi Timnas Indonesia

Lobi Ketum dan Suporter Jadi Kunci, Nathan "Terbang" demi Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Sederet Fakta Ujian bagi Persebaya Jelang Laga Lawan Bali United

Sederet Fakta Ujian bagi Persebaya Jelang Laga Lawan Bali United

Liga Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U23

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Pesta 5 Gol ke Gawang Chelsea, Arteta Puji Fisik dan Mentalitas Arsenal

Pesta 5 Gol ke Gawang Chelsea, Arteta Puji Fisik dan Mentalitas Arsenal

Liga Inggris
Head to Head Persib Bandung Vs Borneo FC, Tim Produktif Vs Pertahanan Terbaik

Head to Head Persib Bandung Vs Borneo FC, Tim Produktif Vs Pertahanan Terbaik

Liga Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: Kerja Keras, Tekad Rizky Ridho Bawa Garuda Terbang

Indonesia Vs Korea Selatan: Kerja Keras, Tekad Rizky Ridho Bawa Garuda Terbang

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com