Blatter mengatakan hal tersebut kepada stasiun radio Perancis, Senin (20/10/2014). Pria berusia 78 tahun asal Swiss ini pun menyadari bahwa penggeseran tersebut akan memberikan imbas terhadap jadwal kompetisi domestik di berbagai negara.
"Kita tidak bisa menyelenggarakan Piala Dunia (Qatar 2022) pada musim panas," ujar Blatter, yang akan maju lagi dalam pemilihan presiden FIFA meski banyak isu miring dalam 16 tahun kepemimpinannya, termasuk tuduhan korupsi atas dipilihnya Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022.
"Waktu yang paling tepat adalah akhir tahun," tambahnya.
Blatter, yang sejak Januari 2011 mengatakan putaran final Piala Dunia di Qatar perlu digeser jadwalnya dari biasanya bulan Juni/Juli karena panasnya temperatur udara di bulan itu, mengakui bahwa hal itu memang kurang menyenangkan bagi klub-klub. "Namun, Piala Dunia sangat penting," katanya.
Pergantian waktu kompetisi ke awal tahun kemungkinan akan menambah permasalahan, seperti adanya jadwal yang bentrok dengan Olimpiade Musim Dingin.
Qatar dan FIFA menghadapi tekanan untuk memindahkan Piala Dunia 2022 ke luar negara itu karena minimnya budaya dan infrastruktur olahraga, ditambah lagi adanya isu suap dalam proses pencalonan. Liga-liga utama Eropa juga telah tegas menentang saran yang menyatakan Piala Dunia dipindah ke musim dingin untuk menghindari musim panas di Qatar.
Sementara itu, ada pula tuduhan miring mengenai kondisi para pekerja migran yang membangun stadion dan infrastruktur di negara tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.