Arema Cronus, menurut Komdis, saat melawan Persipura Jayapura, dengan skor akhir 3-0, pada Minggu (12/10/2014) di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, terbukti melanggar peraturan. Pasalnya, ada oknum Aremania yang menyalakan flare di tribun ekonomi, jelang pertandingan akan berakhir.
Saat itu, memang terdapat oknum Aremania menyalakan flare. Namun, beberapa menit dinyalakan, flare langsung padam.
Satu orang pelaku, berhasil diamankan oleh pihak panitia penyelenggara (panpel). Yang bersangkutan pun langsung diperiksa oleh Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan didampingi Presiden PT Liga Indonesia Syahril Taher.
Menurut Hinca, dirinya sudah mencatat flare menyala selama 4,5 menit langsung padam. "Itu sangat kami hargai. Saya bersama panpel lokal pun segera melakukan sidang di tempat. Hasilnya, Komdis menjatuhkan sanksi pertandingan tanpa laga saat melawan Persela, pada 25 Oktober nanti," tegas Hinca.
Dalam sanksi tanpa penonton saat lawan Persela itu, ada beberapa catatan dari Komdis. Misalnya, jika yang melakukan itu adalah orang yang tidak menyukai sepak bola, tidak lazim dan tidak fair andaikan panpel dihukum. "Pertandingan Arema lawan Persipura ternoda dengan adanya satu flare yang menyala jelang akhir laga itu," katanya.
Menurut Hinja, menyalakan flare adalah bentuk kejahatan yang memiliki risiko banyak memakan korban jiwa. "Aturan FIFA jelas melarang dan menyatakan bahwa menyalakan flare itu adalah bentuk kejahatan internasional," katanya.
Pihak Panpel Arema, kemudian. diberi tenggat waktu sampai 19 Oktober oleh Komdis PSSI untuk menemukan siapa pelaku dan motif apa yang menyebab dia menyalakan flare saat pertandingan berlangsung. "Jika dalam tenggat waktu terpenuhi, kemungkinan sanksi bisa diringankan," tegas Hinca Panjaitan.
Sementara itu, menurut Ketua Panpel Arema, Abdul Haris, pihaknya berharap sanksi laga tanpa penonton bisa diubah. "Itu harapan kami," katanya singkat, pada Selasa (14/10/2014).
Kemudian, CEO Arema Cronus Indonesia Iwan Budianto membenarkan jika Arema mendapat sanksi tanpa penonton saat lawan Persela. "Komdis sudah sangat fair. Adanya flare memang sangat mengganggu dan dilarang FIFA. Kami sudah bentuk tim investigasi untuk mengusut tuntas masalah tersebut," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.